Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota Lhokseumawe, Aceh melakukan Kick Off intervensi serentak pencegahan stunting di seluruh pusat pelayanan kesehatan masyarakat dan Posyandu secara berkelanjutan dalam upaya mewujudkan generasi yang sehat.
Pj Wali Kota Lhokseumawe A Hanan, Jumat, mengatakan stunting merupakan masalah serius yang dapat menghambat pertumbuhan anak. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan anak secara individual, tetapi juga berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus bangsa.
"Program intervensi pencegahan perlu kita lakukan secara serius dan berkelanjutan agar ke depan tidak ada lagi anak-anak di Kota Lhokseumawe yang lahir dalam kondisi stunting,” ujarnya di Lhokseumawe.
Program Kick Off intervensi serentak pencegahan stunting dilaksanakan sesuai arahan Kementerian Kesehatan. Program ini dilaksanakan pada Juni 2024 secara serentak di seluruh daerah dengan melibatkan berbagai pihak.
Gerakan ini diluncurkan langsung oleh Pj Wali Kota Lhokseumawe A Hanan, turut hadir Danlanal Lhokseumawe Kolonel Laut (P) Andi Susanto, Danrem 011 Lilawangsa Kolonel Inf Ali Imran dan unsur Forkopimda Lhokseumawe, Pj Ketua Tim Penggerak PKK di Gampong Ule Jalan, Kecamatan Banda Sakti.
Menurut Hanan, gerakan ini memiliki sasaran ibu hamil, balita dan calon pengantin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, seperti deteksi dini dan edukasi dalam rangka mencegah munculnya kasus stunting baru sehingga Kota Lhokseumawe bebas stunting dapat segera terwujud.
"Saya berharap, kepada orang tua, puskesmas, kepala desa, posyandu untuk dapat memastikan masyarakat kita terbebas dari anak-anak stunting," ujarnya.
A Hanan juga memberi apresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja keras, sehingga mampu menurunkan angka stunting di Kota Lhokseumawe.
Data Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, lanjut dia, angka stunting pada tahun 2023 berjumlah sebanyak 805 balita.
“Namun saat ini turun menjadi 752 balita. Secara urutan, Kota Lhokseumawe menempati posisi kedua terendah kasus stunting di Provinsi Aceh,” ujarnya.