Pemerintah melalui KJRI San Francisco terus memantau kondisi warga negara Indonesia (WNI) yang merupakan anak buah kapal (ABK) Grand Princess yang berlabuh di California, Amerika Serikat (AS), setelah kasus virus corona terdeteksi di kapal tersebut.
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, baik pemerintah pusat maupun pihak KJRI bekerjasama dengan pemerintah dan otoritas AS untuk memantau perkembangan dengan ketat dan saksama.
“Secara langsung pihak KJRI San Francisco juga sudah melakukan komunikasi dengan para WNI di kapal tersebut dan terus memantau langkah-langkah yang dijalankan otoritas AS,” ujar Wamenlu di Jakarta, Rabu.
Baca juga: China catat 24 kasus tambahan virus corona, total jadi 80.778
Mahendra menuturkan bahwa pemerintah akan terus memantau kondisi kesehatan 57 ABK WNI di kapal tersebut, dan melindungi mereka dari risiko yang tidak diinginkan.
“Bahwa untuk melindungi warga kita, dalam hal ini ABK kita yang ada di sana, tentu menjadi prioritas,” kata dia.
Wamenlu mengatakan para WNI itu sehat secara fisik, namun tes terkait virus corona atau COVID-19 belum dilakukan terhadap mereka.
Baca juga: Jokowi Center usulkan pemerintah bentuk Satgas penanganan COVID-19
Terkait langkah lanjutan dalam perlindungan WNI, termasuk kemungkinan evakuasi, Wamenlu menyatakan pemerintah masih akan melihat perkembangan situasi dan penanganan yang dilakukan pemerintah AS dalam menyikapi isu ini.
Hingga Selasa malam (10/3), lebih dari 1.400 penumpang telah meninggalkan kapal Grand Princess.
Baca juga: Menteri Kesehatan Inggris Dorries positif virus corona
Di antara orang-orang pertama yang turun dari kapal adalah 26 warga AS yang dibawa dengan ambulans ke rumah sakit di sekitar kawasan itu, termasuk dua penumpang yang didiagnosis dengan virus corona selama pengujian di kapal pekan lalu yang juga menemukan 19 anggota awak terinfeksi.
Princess Cruises, operator pemilik kapal, mengatakan anggota kru tersebut dianggap tidak menunjukkan gejala dan berada pada kabin masing-masing, demikian laporan Reuters.
Semua penumpang AS yang tersisa akan diuji setelah mencapai fasilitas karantina di salah satu dari empat pangkalan militer, yakni, dua di California dan masing-masing di Texas dan Georgia.
Selain itu, sebanyak 232 warga Kanada, kelompok terbesar penumpang non-AS, dipulangkan pada Senin (9/3), kata Gubernur California Gavin Newsom.
Grand Princess sempat ditolak masuk ke Teluk San Francisco, pekan lalu dalam perjalanan pulang dari Hawaii karena pihak berwenang mengetahui beberapa penumpang dan awak mengalami gejala mirip flu.
Penumpang dari pelayaran sebelumnya ke Meksiko di atas kapal yang sama telah dites positif terinfeksi virus corona. Sejak itu, setidaknya 12 kasus telah dikaitkan dengan perjalanan Meksiko sebelumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020