Ketua Dewan Perwakilan Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, menyebut, warga bisa membuat sendiri hand sanitizer atau cairan pembersih tangan, karena terjadi kelangkaan di pasaran untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19.

"Fakta di lapangan 'hand sanitizer' sangat-sangat langka di pasaran. Begitu juga di tempat-tempat pelayanan publik, begitu juga di pusat perbelanjaan yang sudah kosong. Padahal mereka (warga) bisa buat sendiri," ujar Farid di Banda Aceh, Jumat.

Ia mengaku, unsur pimpinan DPRK setempat telah pembuatan cairan pembersih tangan di Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMK SMTI) di kawasan Jalan Tgk Di Blang, Gampong (Desa) Mulia, Banda Aceh, Kamis (19/3).

Dalam kesempatan itu, katanya, pihaknya untuk merespon kebutuhan masyarakat terhadap antisipasi bersama penyebaran Covid-19 di Banda Aceh, dan sekaligus merupakan respon cepat legislator setelah pihaknya bertemu dengan unsur pimpinan di DPRK setempat.

Adanya informasi SMK SMTI Banda Aceh memiliki kemampuan untuk memproduksi "hand sanitizer", maka pimpinan DPRK setempat bersemangat dalam memberikan dukungan moril agar mereka memenuhi kebutuhan pasar dalam jumlah yang lebih dengan kehadiran investor. 

"Makanya kemarin, kita ingin melihat bagaimana kemampuan dan kompetensi dari adek-adek kita ini," sebut Farid.

Pihaknya berharap kreativitas pelajar salah satu SMK di kota paling barat Indonesia itu bisa tersalurkan dengan kehadiran investor untuk saling berkolaborasi membantu dalam menyediakan cairan pembersih tangan tidak cuma mengantisipasi penyebaran Covid-19.

"Kami juga meminta kepada Pemerintah Kota Banda Aceh untuk memudahkan proses pembuatan izin untuk kemudian produksi, sehingga bisa segera dimanfaatkan," tutur Farid Nyak Umar yang merupakan politik PKS tersebut.

Kepala SMK SMTI Banda Aceh, Hariyanto, menyampaikan, pembuatan cairan pembersih tangan ini murni untuk kegiatan sosial akibat terjadi kelangkaan di pasaran, sehingga pihaknya berinisiatif memproduksi yang kemudian dibagikan ke masyarakat.

"Ini murni untuk sosial, dalam situasi seperti ini. Hanya saja bahan baku kurang akibat tingginya permintaan ekspor 'hand sanitizer'. Karena ini (Covid-19) tangjungjawab bersama, yang perlu dipikirkan bersama-sama," kata Hariyanto.
 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020