Banda Aceh (ANTARA) - Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di lokasi wisata Tugu Nol Kilometer Indonesia Kota Sabang, Aceh, kembali menggeliat setelah beberapa tahun sepi akibat pandemi COVID-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia.
Bukhari, pedagang oleh-oleh di lokasi Tugu Kilometer Nol Indonesia di Kota Sabang, mengatakan bahwa saat ini kunjungan wisatawan sudah semakin ramai, terutama sejak pemerintah tidak lagi memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat karena COVID-19.
“Saya lihat sekarang pengunjung sudah ramai lagi, sudah kembali normal seperti sebelumnya, jadi ekonomi kita juga sudah berputar lagi,” kata Bukhari di Kota Sabang, Minggu.
Baca juga: Untuk pertama kali, Sabang Marine Festival resmi masuk Kharisma Event Nusantara 2023
Bukhari tidak berjualan selama pandemi COVID-19. Ia baru mulai berjualan lagi sekitar medio 2022. Dan sekarang, kata dia, wisatawan yang datang juga semakin beragam, baik warga lokal Aceh, daerah lain di Indonesia, bahkan turis asing.
“Kalau ke sini biasanya wisatawan asal Malaysia yang ramai datang, kalau bule-bule jarang, mereka lebih ke wisata selam,” katanya.
Saat ini, Bukhari menambahkan, usaha penjualan pakaian dan oleh-oleh khas Sabang miliknya bisa laku mulai Rp1,5 juta - Rp 2 juta per hari saat akhir pekan. Sedangkan Senin hingga Jumat bisa laku sekitar Rp500 ribu per hari.
“Kalau Sabtu - Minggu biasanya laku sekitar Rp1,5 juta - Rp2 juta, tergantung rezeki kita juga, jadi tidak selalu begitu. Ada juga memang tidak ada yang laku satu pun per hari,” kata Bukhari.
Husaini, pedagang lain menyebut dirinya mulai berjualan pakaian khas Sabang di Kilometer Nol Indonesia itu sejak 2008. Ia bersyukur kunjungan wisatawan ke Sabang kembali ramai setelah beberapa tahun sepi karena COVID-19.
Baca juga: Bunda PAUD ajak siswa Pulo Aceh promosikan pesona daerah lewat sosmed
Meskipun, kata dia, dirinya tetap menjual barang dagangan saat pandemi COVID-19, dan ada juga beberapa wisatawan lokal yang datang, namun tidak seramai seperti sekarang ini.
“Alhamdulillah ini sudah ramai lagi, jadi semangat kita kerja kalau ramai seperti ini, meskipun tidak semua tamu yang datang ini belanja oleh-oleh semua,” katanya.
Husaini menjual berbagai macam pilihan pakaian Sabang, baik untuk perempuan maupun laki-laki serta orang dewasa maupun untuk anak-anak. Ia menjual dengan harga bervariasi, mulai Rp35 ribu hingga Rp100 ribu per pakaian.
“Ada juga yang harga Rp100 ribu dapat tiga, tergantung kualitasnya. Yang laku terjual, tergantung, kadang banyak, kadang sedikit, kadang ada juga yang memang tidak ada sama sekali,” ujarnya.
Sementara itu, Roni wisatawan asal Aceh Utara, mengatakan bahwa dirinya sengaja membawa keluarga pada hari libur akhir pekan seperti ini, karena kondisi Sabang tidak terlalu padat dengan kunjungan wisatawan lain.
Karena, kata dia, ketika hari libur saat momentum tertentu maka Sabang padat dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.
“Setelah COVID-19 ini saya lihat wisatawan sudah mulai ramai ya, apalagi libur lebaran kemarin, padat. Saya memang sengaja pergi sekarang karena tidak terlalu padat, jadi bisa santai-santai,” ujar Roni.
Pemerintah Kota Sabang menyebut sudah saatnya pariwisata Sabang kembali tumbuh menggeliat setelah melawati masa-masa pandemi COVID-19. Dan sangat membutuhkan bantuan lintas sektor masyarakat dengan bersama-sama saling membantu untuk mempromosikan daerah.
Sebelumnya, Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengatakan secara geografis wilayah Sabang tidak begitu luas, tetapi memiliki potensi wisata yang lengkap. Meskipun Sabang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata bahari Indonesia, nyatanya Pulau Weh ini tidak hanya memiliki pantai, tapi juga gunung berapi, air terjun hingga danau.
"Kalau soal keindahan Sabang ini sudah diketahui secara luas, bahkan spot diving kita di Sabang ini menjadi salah satu spot diving kelas dunia, surga para penyelam. Namun, yang membuat Sabang menjadi kian unik, kita punya gunung berapi di darat dan juga di laut,” kata Reza.
Sabang berjarak 14 mil laut dari Kota Banda Aceh. Daerah ini memang banyak menyuguhkan objek wisata alam yang menarik untuk dikunjungi, seperti keindahan terumbu karang kawasan Pulau Rubiah, baik snorkeling maupun diving.
Selain wisata bahari, Kota Sabang yang telah ditetapkan sebagai kawasan pelabuhan bebas (freeport) itu juga dapat mengunjungi wisata sejarah benteng Jepang, tugu nol kilometer bagi wilayah barat Indonesia dan lokasi destinasi lainnya.
Baca juga: Bakri Siddiq berharap LKBN Antara promosikan potensi wisata Banda Aceh