Bupati Aceh Barat Haji Ramli MS mengatakan beberapa saksi insiden kericuhan yang terjadi di pendapa bupati, pada 18 Februari 2020 sudah mendatangi
dirinya untuk meminta peristiwa tersebut tidak perlu  diperpanjang ke ranah hukum.

Para saksi dan pihak yang diduga terkait dengan kejadian tersebut juga meminta agar masalah ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan melalui jalur perdamaian.

"Kalau mereka mau berdamai saya siap, karena hal itu lebih baik. Sebagai sesama muslim, kita memang harus saling memaafkan," kata Ramli MS Rabu di Meulaboh.

Sebagai kepala daerah, ia menyambut baik niat baik yang disampaikan sejumlah saksi yang mendatangi dirinya pada Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah lalu di pendapa
bupati, serta meminta maaf atas insiden yang terjadi beberapa bulan lalu di kompleks pendapa.

Namun, ia berharap permohonan maaf dan keinginan berdamai yang sudah diutarakan oleh  beberapa saksi tersebut benar-benar tulus dan ikhlas.

“Tidak ada manusia yang sempurna, kita semua memiliki kesalahan dan dosa. Tapi jika sudah ada itikad baik untuk berdamai, saya juga siap membuka ruang perdamaian,” kata Ramli MS menuturkan.

Terkait insiden kericuhan yang terjadi di pendapa beberapa bulan lalu, ia mengaku saat itu dirinya didatangi oleh seorang petugas penagih utang yang meminta sejumlah uang kepada dirinya.

Menurutnya, uang yang diminta kepada dirinya tersebut sama sekali tidak ada kaitan dengan dirinya baik secara pribadi maupun jabatan, karena utang yang dituduhkan kepada dirinya sama sekali tidak benar dan tidak berdasar.

Karena kehadiran oknum yang mengaku sebagai penagih hutang tersebut sudah mengancam keselamatan dirinya, ia berusaha mendorong tangan oknum debt collector tersebut agar tidak memukul dirinya.

“Karena pada saat kejadian situasi sudah tidak kondusif dan membahayakan keselamatan saya sebagai pejabat negara, makanya saya berusaha mendorong tangannya agar tidak melukai saya,” kata Ramli MS.

Menurutnya, insiden dugaan pemerasan terhadap dirinya tersebut terjadi di area Pendapa Bupati Aceh Barat dan merupakan area objek vital daerah yang dilindungi negara.

Ia menyatakan insiden yang terjadi di pendapa bupati ia duga adalah insiden yang diduga sudah direncanakan dan diduga ada upaya lain untuk merusak citra dirinya sebagai kepala daerah di Kabupaten Aceh Barat, tegasnya.

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020