Sektor perkebunan kelapa sawit milik rakyat Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dinilai berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kemelaratan, khususnya ditengah pandemi COVID-19.

"Perputaran uang di Aceh Barat Daya (Abdya) dari produksi kelapa sawit ini rata-rata mencapai Rp45 miliar/bulan, dan ini cukup tinggi," kata Bupati Abdya Akmal di Blangpidie, Jumat.  

Hitung-hitungan tersebut didapatkan dari harga Tandan Buah Segar (TBS) yang berlaku ditingkat petani dikalikan dengan produksi sawit masyarakat sekitar 55 ribu ton per bulan.  

“Dari perputaran uang inilah  yang menghidupi pedagang, abang becak, yang bangun rumah baru kasih pekerjaan untuk tukang, yang beli material batu dan kerikil kasih pekerjaan pada sopir truk,” katanya

“Sumbangan dari sawit rakyat untuk pertumbuhan ekonomi Kabupaten Abdya cukup besar. Tanpa sawit mungkin ekonomi di daerah kita sudah lesu, karena tidak ada sumber PAD lain disini,” tambahnya lagi.  

Hal itu sebelumnya juga pernah dikemukakan bupati dalam sebuah acara silaturahmi dengan mahasiswa Abdya di rumah dinasnya di Desa Geulumpang Payong, Kecamatan Blangpidie, baru-baru ini.

Data Dinas Pertanian dan Perkebunan Abdya, total luas areal tanaman kelapa sawit milik rakyat di daerah yang berjulukan “ Bumoe Breuh Sigupai’ itu mencapai 20 ribu hektare.

Dari jumlah tersebut, sekitar 17 ribu hektare diantaranya merupakan tanaman sawit sudah menghasilkan dengan tingkat produksi TBS rata-rata mencapai 1.683 ton per hari atau 50.490 ton per bulan.   

Jika dihitung-hitung dengan harga pembelian TBS ditingkat petani saat ini senilai Rp800 - 1.000 per kilogram, maka, pendapatan petani dari kebun sawit rakyat Abdya lebih kurang sekitar Rp45 milar lebih/bulan.
 

Pewarta: Suprian

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020