Berbagai aktivitas ekonomi terkait penciptaan atau kreasi, penggunaan pengetahuan atau logika, dan pemanfaatan teknologi informatika merupakan bagian dari sebuah industri kreatif yang umumnya disebut ekonomi kreatif.

Sebagai Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, seperti tak pernah puas berinovasi menciptakan lapangan kerja untuk meningkatkan perekonomian yang ada di "Kota Gemilang", julukan lain dari Banda Aceh.

Melihat tren maraknya digitalisasi dewasa ini, Aminullah pun melihat peluang besar di sektor industri kreatif. Adanya "big data" dan "mobile internet", membuat dunia digital sudah semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir.

Sang ekonom alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala angkatan 1978 ini pada setiap kesempatan kerap menyatakan konsep ekonomi kreatif, dimana industri kreatif tidak bisa dilepaskan dari ekonomi kreatif. Hal ini merupakan aset dari kekreatifitasan berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran, dan kemiskinan.

Beragam produk ekonomi kreatif yang ada akan semakin meneguhkan Banda Aceh sebagai kota perdagangan, jasa, dan wisata di Aceh bahkan dunia. Dengan "branding", promosi, dan pemasaran yang luas, makan produk-produk ekonomi kreatif dimiliki ibu kota Provinsi Aceh ini akan mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional.

Sebab industri kreatif kini merambah berbagai sektor mulai dari bidang kuliner, fashion, kriya, arsitektur, aplikasi dan game developer, periklanan, musik, desain produk hingga desain komunikasi visual berpotensi tumbuh dengan sangat cepat.

Pemasaran industri ekonomi kreatif pun tidak hanya menjual produk saling bertatap muka, melainkan lewat media sosial menjadi lapak bagi pelaku usaha. Jejaring media sosial lebih efektif dan efisien dalam pemasaran industri kreatif, karena mampu menjangkau konsumen di wilayah manapun baik domestik maupun mancanegara.

Pengembangan ekonomi kreatif sejalan dengan fokus pembangunan Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh dalam menggenjot sektor pariwisata. Aminullah telah melabeli kuliner Banda Aceh dengan sebutan 3E, yakni enak, enak sekali, dan (w)enaaak sekali. Kopi Sanger, Timphan, hingga Kuah Beulangong masih menjadi andalan yang paling diminati wisatawan ketika berkunjung ke salah satu kota di wilayah pantai barat tersebut.

Rencananya wali kota juga akan mengembangkan kawasan Ulee Lheue, sebagai pusat wisata kuliner. Di samping memajukan seni pertunjukan sebagai salah satu sub sektor ekonomi kreatif. Menawarkan pesona kesenian daerah yang dapat memanjakan mata setiap kali singgah, di antaranya Taman Bustanussalatin, Taman Safiatuddin, Taman Putroe Phang, dan Lapangan Blang Padang.

Aminullah pun dewasa ini tengah gencar-gencarnya mengajak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merambah ke ranah digital. Mengembangkan bisnis UMKM di tengah tren digitalisasi merupakan tantangan sendiri baginya. Selain Sumber Daya Manusia (SDM) pelaku UMKM menjadi tantangan, dan meneropong pangsa pasar juga menjadi hal yang tidak boleh terlewatkan. Edukasi mengajak masyarakat terutama pelaku bisnis UMKM, dan menggandeng pegiat bisnis e-commerce yang berpotensi meningkatkan pemasaran UMKM melalui platform digital.

Hingga kini sektor UMKM di Kota Banda Aceh punya perhatian khusus dalam masa Aminullah Usman menahkodai pemerintah kota. Dengan luas 61,3 kilometer per segi, namun tidak ada sepetak pun ruang untuk berladang sawah, tambang, dan bahkan perkebunan yang bisa dijadikan sumber pendapatan. 

Maka lewat ekonomi kreatif merupakan salah satu paling potensial dalam menggerakan roda perekonomian. Pemanfaatan teknologi dalam tren digitalisasi akan semakin membuat ekonomi kreatif lebih baik, dan dapat berdaya saing di tengah arus pasar global.
 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020