Pelajar asal Aceh mendominasi mewakili Indonesia di ajang International Invention and Innovation Competition (InIIC) tahun 2020 di Kuala Lumpur, Malaysia, kata pejabat setempat.
“Lima pelajar Aceh yang dinyatakan lolos oleh Indonesia Scientific Society (ISS) berhak untuk mewakili Indonesia dan bersaing di Malaysia untuk tingkat internasional,” kata Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs H Rachmat Fitri HD di Banda Aceh, Jumat.
Ada pun ke lima siswa tersebut masing-masing Dwinta Nurul Fadillah Bintang (SMA Negeri 1 Simpang Kiri) dengan judul penelitian : “Kebaferan (Kepok Banana Flour Indonesian) Sebagai Solusi Alternatif Pengolahan Limbah Kulit Pisang Menjadi Tepung Terigu Aromatik Dalam Pembuatan Donat Pada Masa Pendemik Covid 19, Wahdana Apriyani dan Dita Ariyani (SMA Negeri 1 Simpang Kiri) dengan judul penelitian: “Optimalisasi Pemanfaatan Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle) Dan Gambir (Uncaria Rubiaceae) Pada Pembuatan Sabun Cuci Piring Berbahan Dasar Minyak Jelantah Yang Alami Dan Ramah Lingkungan”.
Kemudian Nabila Gajah dan Siti Asiah (SMA Negeri 1 Simpang Kiri), dengan judul penelitian : “Uji Organoleptik Pada Susu Kemasan Terfortifikasi Kalsium Limbah Cangkang Telur Ayam Ras.
“Hari ini membuktikan bahwa kerja keras kita bersama selama ini sudah mulai membuahkan hasil yang maksimal. Meskipun pada saat ini proses belajar mengajar berada pada kondisi upnormal, justru prestasi anak-anak kita semakin membanggakan,” katanya.
Menurut dia prestasi tersebut merupakan buah dari kesungguhan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan murid selama ini.
“Ini merupakan bukti bahwa pandemi COVID-19 bukan penghalang bagi pelajar Aceh untuk berprestasi,” katanya.
Dinas Pendidikan Aceh mengatakan telah menawarkan beragam pola pembelajaran agar pemenuhan kecukupan proses pembelajaran dapat terpenuhi.
“Saya minta kepala sekolah dan guru untuk dapat membimbing secara khusus para pelajar yang akan dan sedang mengikuti perlombaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Banyak pola pembelajaran yang bisa dijalankan saat ini, termasuk mengajak secara bersama Babinkantibmas dan Babinsa untuk membantu menyukseskan pendidikan di masa pandemi COVID- 19. Kita harus berkolaborasi dalam menyukseskan pendidikan ini,” katanya.
Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK, Zulkifli mengatakan International Invention and Innovation Competition (InIIC) 2020 merupakan ajang bergengsi tingkat Internasional bagi seluruh cendekiawan muda bertalenta dalam bidang penelitian.
“Kompetisi ini bertujuan mencari ide atau solusi yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan dalam berbagai bidang seperti pangan, teknologi, pendidikan dan lainnya,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
“Lima pelajar Aceh yang dinyatakan lolos oleh Indonesia Scientific Society (ISS) berhak untuk mewakili Indonesia dan bersaing di Malaysia untuk tingkat internasional,” kata Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs H Rachmat Fitri HD di Banda Aceh, Jumat.
Ada pun ke lima siswa tersebut masing-masing Dwinta Nurul Fadillah Bintang (SMA Negeri 1 Simpang Kiri) dengan judul penelitian : “Kebaferan (Kepok Banana Flour Indonesian) Sebagai Solusi Alternatif Pengolahan Limbah Kulit Pisang Menjadi Tepung Terigu Aromatik Dalam Pembuatan Donat Pada Masa Pendemik Covid 19, Wahdana Apriyani dan Dita Ariyani (SMA Negeri 1 Simpang Kiri) dengan judul penelitian: “Optimalisasi Pemanfaatan Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle) Dan Gambir (Uncaria Rubiaceae) Pada Pembuatan Sabun Cuci Piring Berbahan Dasar Minyak Jelantah Yang Alami Dan Ramah Lingkungan”.
Kemudian Nabila Gajah dan Siti Asiah (SMA Negeri 1 Simpang Kiri), dengan judul penelitian : “Uji Organoleptik Pada Susu Kemasan Terfortifikasi Kalsium Limbah Cangkang Telur Ayam Ras.
“Hari ini membuktikan bahwa kerja keras kita bersama selama ini sudah mulai membuahkan hasil yang maksimal. Meskipun pada saat ini proses belajar mengajar berada pada kondisi upnormal, justru prestasi anak-anak kita semakin membanggakan,” katanya.
Menurut dia prestasi tersebut merupakan buah dari kesungguhan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan murid selama ini.
“Ini merupakan bukti bahwa pandemi COVID-19 bukan penghalang bagi pelajar Aceh untuk berprestasi,” katanya.
Dinas Pendidikan Aceh mengatakan telah menawarkan beragam pola pembelajaran agar pemenuhan kecukupan proses pembelajaran dapat terpenuhi.
“Saya minta kepala sekolah dan guru untuk dapat membimbing secara khusus para pelajar yang akan dan sedang mengikuti perlombaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Banyak pola pembelajaran yang bisa dijalankan saat ini, termasuk mengajak secara bersama Babinkantibmas dan Babinsa untuk membantu menyukseskan pendidikan di masa pandemi COVID- 19. Kita harus berkolaborasi dalam menyukseskan pendidikan ini,” katanya.
Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK, Zulkifli mengatakan International Invention and Innovation Competition (InIIC) 2020 merupakan ajang bergengsi tingkat Internasional bagi seluruh cendekiawan muda bertalenta dalam bidang penelitian.
“Kompetisi ini bertujuan mencari ide atau solusi yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan dalam berbagai bidang seperti pangan, teknologi, pendidikan dan lainnya,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020