Bupati Aceh Timur Hasballah melaporkan kerawanan bencana alam yang kerap terjadi disejumlah titik didaerah itu ke Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) Pusat di Jakarta.

"Ada beberapa poin penting yang kita sampaikan, antara lain soal abrasi pantai sepanjang persisir Aceh Timur mulai dari Bayeun (perbatasan Aceh Timur dengan Kota Langsa), hingga ke Madat (perbatasan Aceh Timur dengan Aceh Utara," kata Hasballah yang akrab disapa Rocky usai bertemu Kepala BNPB Pusat, Letjen TNI Doni Monardo, Kamis.

Diharapkan, BNPB turun melihat kondisi kekinian daerah yang kerap mengalami bencana alam, baik tanah longsor ataupun abrasi pantai.

Dalam pertemuan itu, Rocky juga menyampaikan kondisi abrasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Arakundo di Pante Bidari, karena selama ini kian mengancam keselamatan penduduk, bahkan sejumlah rumah penduduk direlokasi dan jalan antar desa juga hilang dikikis abrasi sungai. 

"Mengingat DAS Arakundo ini menjadi tanggungjawab pemerintah pusat, maka kita ikut menyampaikan kondisi terakhir pasca amblasnya jalan antar desa yang menghubungkan ke pusat ibukota kecamatan," terang Rocky.

Disisi lain, Rocky juga menyampaikan kondisi abrasi pantai sepanjang 14 kecamatan di Kabupaten Aceh Timur, mulai dari Kecamatan Birem Bayeun hingga ke Madat. Hal itu dinilai perlu dibangun batu pemecah ombak, karena semakin lama abrasi semakin mengikis pemukiman penduduk.

Untuk mengatasi semua permasalahan kebencanaan, Rocky mengaku ikut mengusulkan beberapa titik pembangunan yang sifatnya mendadak, sehingga kedepan abrasi tidak lagi terjadi.

 "Abrasi DAS Arakundo, jika dibiarkan akan berdampak terhadap jalan dan jembatan negara di perbatasan Julok - Simpang Ulim," kata Rocky.

Pewarta: Hayaturahmah

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020