Oleh : Azhari
Banda Aceh, 25/9 (Antaraaceh) - Ratusan pengusaha dan pejabat pemerintahan dari sejumlah provinsi di tiga negara berkumpul di Kota Banda Aceh, pertengahan September 2014, untuk membicarakan peluang ekonomi dan investasi yang mungkin bisa dilakukan di daerah masing-masing.
Para delegasi itu membicarakan prospek ekonomi dan investasi dalam forum Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand (Indonesia, Malaysia, Thailand-Growth Triangle (IMT-GT). Dari Indonesia, diwakili pengusaha dan pejabat pemerintahan di 10 provinsi di Pulau Sumatera.
Hari terakhir pertemuan itu, menelurkan empat kesepakatan penting yang segera ditindaklanjuti dan akan direalisasikan pada 2015. Proyek-proyek yang sudah disepakati itu akan memberikan kontribusi besar bagi kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015.
Empat proyek tersebut, yakni inisiasi kota hijau, zona perbatasan ekonomi khusus antara sesama anggota IMT-GT, pengoperasian kapal RoRo dari Melaka ke Dumai, dan pembangunan interkoneksi sistem kelistrikan dari Melaka ke Pekanbaru.
IMT-GT yang bermula sejak 1991 dan diresmikan pada pertemuan di Langkawi pada Juli 1993 itu, dengan tujuan mengusahakan kompleksitas sumber daya yang dimiliki ketiga negara anggota.
Untuk Pulau Sumatera terdapat 10 provinsi peserta forum IMT-GT, Malaysia delapan negara bagian dan Thailand 14 provinsi.
Ke-10 provinsi di Pulau Sumatera sebagai peserta forum IMT-GT itu yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung dan Bengkulu.
Menko Ekonomi Chairul Tanjung mengatakan selama ini peran IMT-GT dalam mendorong ekonomi kawasan sudah baik, namun praktiknya belum masif, sehingga perlu didorong agar forum tersebut agar dapat bergerak lebih cepat.
Ia mengatakan dunia usaha harus berperan lebih optimal, sedangkan tugas pemerintah memberikan dukungan terkait dengan kebutuhan regulasi ataupun apa yang diharapkan oleh pihak swasta agar dapat lebih meningkatkan kerja sama IMT-GT.
Menteri juga mengajak investor dari Thailand dan Malaysia untuk terus meningkatkan investasi di Aceh sebab saat ini kondisi provinsi ujung paling barat Indonesia itu sudah ramah terhadap investasi asing.
"Aceh sangat terbuka bagi investasi, dan potensi pengembangan usaha di provinsi ini sangat baik. Karena itu saya mengajak seluruh investor asing untuk terus meningkatkan investasinya di Aceh," katanya.
Ia juga memberikan apresiasi tinggi kepada Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang memberikan andil besar bagi suksesnya kegiatan berskala internasional itu.
"Pertemuan IMT-GT di daerah ini merupakan bukti dan komitmen Pemerintah Aceh untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di provinsi ini," kata Chairul Tanjung.
Menteri juga memberikan apresiasi pada kinerja gubernur yang berperan aktif selama pelaksanaan IMT-GT.
Itu juga menandakan adanya komitmen dan kepedulian Gubernur Aceh dalam usaha untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat diprovinsi ujung paling barat Indonesia itu.
Dorong pengusaha Aceh
Dikatakannya, melalui forum IMT-GT di Aceh, para pengusaha Aceh akan terdorong untuk semakin mengembangkan sektor ekonomi kreatif di daerahnya. Semua program IMT-GT secara otomatis akan lebih berperan penting dalam meningkatkan kerja sama antara tiga negara dengan harapan tidak mempersempit ruang gerak bagi para investor yang ingin berinvestasi di Aceh.
"Harapan kami apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh tiga negara ini dalam upaya meningkatkan kerja sama di bidang usaha, baik sektor perdagangan, investasi serta sektor pariwisata dapat terlaksana dengan mudah dan tanpa hambatan administrasi apapun," kata Menteri.
Sementara itu, delegasi Thailand berharap konektivitas atau hubungan koridor tiga wilayah yakni Ranong-Phuket-Aceh agar ditingkatkan, sehingga pertumbuhan ekonomi antar wilayah tersebut meningkat lebih cepat.
"Kami menegaskan kembali kepada forum mengenai perlunya percepatan pembangunan koridor Ranong-Phuket-Aceh," kata pimpinan delegasi Thailand Porametee Vimolsiri pada pertemuan Senior Official Meeting (SOM) IMT-GT itu.
Porametee Vimolsiri menjelaskan pihaknya juga kembali menegaskan komitmennya terkait dengan joint statment yang telah disepakati pada pertemuan KTT IMT-GT di Myanmar.
Ranong adalah salah satu provinsi di pesisir barat Thailand, dan menghadap ke perairan Laut Andaman, India. Sedangkan Phuket merupakan sebuah pulau di Thailand yang terkenal dengan potensi pariwisatanya.
Senior official Indonesia Rizal Affandi Lukman mengatakan apresiasinya terhadap beberapa kemajuan proyek yang telah dicapai dalam kerja sama IMT-GT, dan meminta kepada negara anggota untuk segera mempercepat realisasi proyek yang hingga saat ini masih berjalan.
"Kami juga berharap dan mendorong Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk memberikan asistensi terhadap sejumlah proyek penting IMT-GT agar realisasinya dapat lebih dipercepat," kata dia.
Rizal juga menekankan pentingnya provinsi yang tergabung dalam keanggota IMT-GT untuk melibatkan partisipasi pihak swasta dan pemerintah daerah guna menggerakkan sejumlah proyek yang telah disepakati.
Senior official Malaysia Nik Azman Nik Abdul Majid meminta peningkatan kerja sama sub-regional IMT-GT dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Selain itu perlu mendorong percepatan realisasi Malaka-Pekanbaru.
"Kepada forum SOM saya meminta untuk segera merealisasikan proyek yang telah disepakati sesuai dengan jadwal," katanya mengharapkan.
Kerja sama di berbagai jenis usaha itu diharapkan akan mendorong dan memperluas kerja sama misalnya bidang industri, pariwisata, pertanian, dan perdagangan antarpropinsi di tiga negara bertetangga tersebut.
Isu penting lainnya yang berkembang dan dibicarakan dalam forum IMT-GT itu yakni konektivitas transportasi laut kawasan Kepulauan Andaman. Para peserta dari ketiga negara antusias untuk mewujudkan konektivitas transportasi kawasan tersebut.
Kepala Badan Informasi dan Promosi Aceh Iskandar menjelaskan isu tersebut berawal dari Pemerintah Provinsi Aceh yang mengusulkan agar diperkuat konektivitas jalur transportasi udara dan laut di kawasan Kepulauan Andaman yang mencakup Indonesia, Thailand, dan Malaysia.
Konektivitas transportasi yang diusulkan itu salah satunya adalah penerbangan langsung dari kawasan wisata Langkawi (Malaysia), dan Krabi/Phuket (Thailand) ke Sabang. Khusus rute Sabang-Phuket dijadwalkan mulai 2015.
Sementara untuk transportasi laut yakni rute Ranong-Phuket-Sabang/Malahayati dan Krueng Geukuh-Penang/Port Klang, Malaysia. Persiapan untuk penguatan rute tersebut diagendakan pada kurun waktu 2015-2016.
Pemerintah Aceh sepakat akan meningkatkan kerja sama konektivitas transportasi melalui jalur Andaman yang menghubungkan Thailand dengan Sabang.
Kebijakan itu merupakan hasil implementasi dari salah satu kebijakan yang tertuang dalam program kerja sama IMT-GT periode 2012-2016 yang terdiri dari delapan kerja sama di bidang ekonomi.
Saat pertemuan sebelumnya atau pada 13-15 Agustus 2014, proyek baru yang disiapkan adalah memanfaatkan jalur pelabuhan dan bandara di Kota Sabang.
Pemerintah Aceh serius untuk mewujudkan rencana itu dan segera mengandeng pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud seperti Garuda Indonesia.
"Nanti kami coba bicarakan dengan pihak ketiga, seperti apa penyabaran konsepnya, apakah nanti perlu subsidi dari Pemerintah Aceh atau bagaimana. BPKS Sabang bertanggungjawab masalah itu," kata Kepala Badan Informasi dan Promosi Aceh Iskandar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014
Banda Aceh, 25/9 (Antaraaceh) - Ratusan pengusaha dan pejabat pemerintahan dari sejumlah provinsi di tiga negara berkumpul di Kota Banda Aceh, pertengahan September 2014, untuk membicarakan peluang ekonomi dan investasi yang mungkin bisa dilakukan di daerah masing-masing.
Para delegasi itu membicarakan prospek ekonomi dan investasi dalam forum Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand (Indonesia, Malaysia, Thailand-Growth Triangle (IMT-GT). Dari Indonesia, diwakili pengusaha dan pejabat pemerintahan di 10 provinsi di Pulau Sumatera.
Hari terakhir pertemuan itu, menelurkan empat kesepakatan penting yang segera ditindaklanjuti dan akan direalisasikan pada 2015. Proyek-proyek yang sudah disepakati itu akan memberikan kontribusi besar bagi kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015.
Empat proyek tersebut, yakni inisiasi kota hijau, zona perbatasan ekonomi khusus antara sesama anggota IMT-GT, pengoperasian kapal RoRo dari Melaka ke Dumai, dan pembangunan interkoneksi sistem kelistrikan dari Melaka ke Pekanbaru.
IMT-GT yang bermula sejak 1991 dan diresmikan pada pertemuan di Langkawi pada Juli 1993 itu, dengan tujuan mengusahakan kompleksitas sumber daya yang dimiliki ketiga negara anggota.
Untuk Pulau Sumatera terdapat 10 provinsi peserta forum IMT-GT, Malaysia delapan negara bagian dan Thailand 14 provinsi.
Ke-10 provinsi di Pulau Sumatera sebagai peserta forum IMT-GT itu yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung dan Bengkulu.
Menko Ekonomi Chairul Tanjung mengatakan selama ini peran IMT-GT dalam mendorong ekonomi kawasan sudah baik, namun praktiknya belum masif, sehingga perlu didorong agar forum tersebut agar dapat bergerak lebih cepat.
Ia mengatakan dunia usaha harus berperan lebih optimal, sedangkan tugas pemerintah memberikan dukungan terkait dengan kebutuhan regulasi ataupun apa yang diharapkan oleh pihak swasta agar dapat lebih meningkatkan kerja sama IMT-GT.
Menteri juga mengajak investor dari Thailand dan Malaysia untuk terus meningkatkan investasi di Aceh sebab saat ini kondisi provinsi ujung paling barat Indonesia itu sudah ramah terhadap investasi asing.
"Aceh sangat terbuka bagi investasi, dan potensi pengembangan usaha di provinsi ini sangat baik. Karena itu saya mengajak seluruh investor asing untuk terus meningkatkan investasinya di Aceh," katanya.
Ia juga memberikan apresiasi tinggi kepada Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang memberikan andil besar bagi suksesnya kegiatan berskala internasional itu.
"Pertemuan IMT-GT di daerah ini merupakan bukti dan komitmen Pemerintah Aceh untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di provinsi ini," kata Chairul Tanjung.
Menteri juga memberikan apresiasi pada kinerja gubernur yang berperan aktif selama pelaksanaan IMT-GT.
Itu juga menandakan adanya komitmen dan kepedulian Gubernur Aceh dalam usaha untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat diprovinsi ujung paling barat Indonesia itu.
Dorong pengusaha Aceh
Dikatakannya, melalui forum IMT-GT di Aceh, para pengusaha Aceh akan terdorong untuk semakin mengembangkan sektor ekonomi kreatif di daerahnya. Semua program IMT-GT secara otomatis akan lebih berperan penting dalam meningkatkan kerja sama antara tiga negara dengan harapan tidak mempersempit ruang gerak bagi para investor yang ingin berinvestasi di Aceh.
"Harapan kami apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh tiga negara ini dalam upaya meningkatkan kerja sama di bidang usaha, baik sektor perdagangan, investasi serta sektor pariwisata dapat terlaksana dengan mudah dan tanpa hambatan administrasi apapun," kata Menteri.
Sementara itu, delegasi Thailand berharap konektivitas atau hubungan koridor tiga wilayah yakni Ranong-Phuket-Aceh agar ditingkatkan, sehingga pertumbuhan ekonomi antar wilayah tersebut meningkat lebih cepat.
"Kami menegaskan kembali kepada forum mengenai perlunya percepatan pembangunan koridor Ranong-Phuket-Aceh," kata pimpinan delegasi Thailand Porametee Vimolsiri pada pertemuan Senior Official Meeting (SOM) IMT-GT itu.
Porametee Vimolsiri menjelaskan pihaknya juga kembali menegaskan komitmennya terkait dengan joint statment yang telah disepakati pada pertemuan KTT IMT-GT di Myanmar.
Ranong adalah salah satu provinsi di pesisir barat Thailand, dan menghadap ke perairan Laut Andaman, India. Sedangkan Phuket merupakan sebuah pulau di Thailand yang terkenal dengan potensi pariwisatanya.
Senior official Indonesia Rizal Affandi Lukman mengatakan apresiasinya terhadap beberapa kemajuan proyek yang telah dicapai dalam kerja sama IMT-GT, dan meminta kepada negara anggota untuk segera mempercepat realisasi proyek yang hingga saat ini masih berjalan.
"Kami juga berharap dan mendorong Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk memberikan asistensi terhadap sejumlah proyek penting IMT-GT agar realisasinya dapat lebih dipercepat," kata dia.
Rizal juga menekankan pentingnya provinsi yang tergabung dalam keanggota IMT-GT untuk melibatkan partisipasi pihak swasta dan pemerintah daerah guna menggerakkan sejumlah proyek yang telah disepakati.
Senior official Malaysia Nik Azman Nik Abdul Majid meminta peningkatan kerja sama sub-regional IMT-GT dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Selain itu perlu mendorong percepatan realisasi Malaka-Pekanbaru.
"Kepada forum SOM saya meminta untuk segera merealisasikan proyek yang telah disepakati sesuai dengan jadwal," katanya mengharapkan.
Kerja sama di berbagai jenis usaha itu diharapkan akan mendorong dan memperluas kerja sama misalnya bidang industri, pariwisata, pertanian, dan perdagangan antarpropinsi di tiga negara bertetangga tersebut.
Isu penting lainnya yang berkembang dan dibicarakan dalam forum IMT-GT itu yakni konektivitas transportasi laut kawasan Kepulauan Andaman. Para peserta dari ketiga negara antusias untuk mewujudkan konektivitas transportasi kawasan tersebut.
Kepala Badan Informasi dan Promosi Aceh Iskandar menjelaskan isu tersebut berawal dari Pemerintah Provinsi Aceh yang mengusulkan agar diperkuat konektivitas jalur transportasi udara dan laut di kawasan Kepulauan Andaman yang mencakup Indonesia, Thailand, dan Malaysia.
Konektivitas transportasi yang diusulkan itu salah satunya adalah penerbangan langsung dari kawasan wisata Langkawi (Malaysia), dan Krabi/Phuket (Thailand) ke Sabang. Khusus rute Sabang-Phuket dijadwalkan mulai 2015.
Sementara untuk transportasi laut yakni rute Ranong-Phuket-Sabang/Malahayati dan Krueng Geukuh-Penang/Port Klang, Malaysia. Persiapan untuk penguatan rute tersebut diagendakan pada kurun waktu 2015-2016.
Pemerintah Aceh sepakat akan meningkatkan kerja sama konektivitas transportasi melalui jalur Andaman yang menghubungkan Thailand dengan Sabang.
Kebijakan itu merupakan hasil implementasi dari salah satu kebijakan yang tertuang dalam program kerja sama IMT-GT periode 2012-2016 yang terdiri dari delapan kerja sama di bidang ekonomi.
Saat pertemuan sebelumnya atau pada 13-15 Agustus 2014, proyek baru yang disiapkan adalah memanfaatkan jalur pelabuhan dan bandara di Kota Sabang.
Pemerintah Aceh serius untuk mewujudkan rencana itu dan segera mengandeng pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud seperti Garuda Indonesia.
"Nanti kami coba bicarakan dengan pihak ketiga, seperti apa penyabaran konsepnya, apakah nanti perlu subsidi dari Pemerintah Aceh atau bagaimana. BPKS Sabang bertanggungjawab masalah itu," kata Kepala Badan Informasi dan Promosi Aceh Iskandar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014