Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Aceh menyambut baik rencana Pemerintah Kota Banda Aceh untuk membangun museum kerajaan Islam di provinsi itu, karena bisa menjadi destinasi wisata baru serta dapat menumbuhkan perekonomian rakyat.

"Pada prinsipnya kami menyambut baik gagasan yang cetuskan Pak Wali Kota Banda Aceh untuk mendirikan museum kerajaan Islam," kata Kepala BPCB Aceh Nurmatias di Banda Aceh, Selasa. 

Baca juga: Banda Aceh wacanakan pembangunan museum sejarah keislaman Aceh

Sebelumnya, Pemerintah Kota Banda Aceh merencanakan pembangunan museum sejarah keislaman Aceh sebagai upaya pelestarian situs cagar budaya yang ada di ibu kota Provinsi Aceh itu.

Bahkan, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman sudah meminta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat untuk mempersiapkan program pengembangan dan pelestarian situs sejarah, salah satunya mendirikan museum pada 2022.

Baca juga: MPU dukung penyelamatan situs sejarah Islam

Kata Nurmatias, peninggalan kebudayaan Aceh merupakan identitas masyarakat Banda Aceh yang merupakan bagian dari sejarah panjang kerajaan Aceh Darussalam yang banyak ditemukan peninggalan sejarahnya. 

"Peninggalan cagar budaya itu cukup banyak yang kita temui di Kota Banda Aceh," ujarnya. 

Baca juga: Ekonomi Islam Sejarah Perjuangan Bangsa

Nurmatias menyebutkan, berdasarkan data yang dimiliki, terdapat 68 cagar budaya dan objek yang diduga cagar budaya untuk dilestarikan oleh Pemerintah Banda Aceh. 

"Peninggalan cagar budaya ini bisa menjadi objek kunjungan masyarakat dan menjadi identitas warga Banda Aceh. Apalagi keinginan Wali Kota membuat museum sebagai sarana edukasi masyarakat," kata Nurmatias. 

Nurmatias menuturkan, dengan adanya museum baru, maka akan ada destinasi wisata baru yang dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Banda Aceh.

"Karena dengan adanya destinasi baru, maka akan ada perputaran roda perekonomian warga Banda Aceh di sekitar lokasi," ujar Nurmatias. 

Tak hanya itu, menurut Nurmatias, mayarakat yang berkunjung nantinya juga bisa menjadikan museum tersebut sebagai sarana rekreasi edukasi sekaligus tempat pembelajaran sejarah.

 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021