Pompanisasi untuk mengaliri air ke sawah petani di Desa Mon Mata dan Desa Padang Datar Kabupaten Aceh Jaya belum berfungsi, sejak dibangun pada 2015 lalu dengan menghabiskan anggaran ratusan juta rupiah.

“Sejak dibangun memang belum pernah berfungsi pompanisasi juga saluran pompanisasi ini, padahal kami sangat membutuhkan air untuk tanaman padi kami,” kata Darwis (60) seorang petani warga Desa Mon Mata, di Aceh Jaya, Minggu.

Meski tidak berfungsi, pemerintah melaluo dinas terkait tetap melalukan pembangunan saluran lanjutan pada 2018 lalu, dengan menghabiskan anggaran mencapai juga ratusan juta rupiah. Namun hingga kini infrastruktur itu masih tetap terbengkalai.

“Seingat saya dibangun sekitar tahun 2018 atau 2019 lalu, itu program lanjutan, untuk fungsi sampai saat ini belum pernah masuk air ke sawah kami sejak dibangun,” kata Darwis.

Menurut dia   anggaran yang dikucurkan pemerintah untuk membangun saluran lanjutan tersebut sekitar Rp400 juta lebih, seperti yang tertera di pamplet proyek pada saat proses pengerjaan.

“Anggaran kalau tidak salah saya sekitar Rp400 juta lebih saya lihat dipamplet dulu,” katanya.

Petani berharap pompanisasi itu segera berfungsi, mengingat tanaman padi sangat membutuhkan air karena sudah mulai menguning. Kata dia, selama ini petani hanya menunggu turun hujan untuk proses tanam padi.

“Saat ini untuk sawah hanya dari tadah hujan saja, berharap pompanisasi memang tidak berfungsi, harapan kita ya, difungsikan bagaimana cara sawah petani disini sekitar 35 hektare bisa teraliri air,” katanya.

Berdasarkan data yang dihimpun, pompanisasi di Kabupaten Aceh Jaya itu dibangun secara bertahap pada 2015 lalu dengan anggaran Rp390 juta, kemudian pada 2016 dengan anggran juga sama yakni Rp390 juta. 

Pewarta: Arif Hidayat

Editor : Khalis Surry


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021