Aceh Timur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Timur mencatat rumah rusak akibat bencana hidrometeorologi atau banjir yang melanda kabupaten tersebut mencapai 17.120 unit.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Timur Afifullah, di Aceh Timur, Jumat, mengatakan belasan ribu rumah rusak tersebut terdiri rusak ringan hingga rusak berat.
"Kerusakan rumah ini menjadi persoalan utama karena menyangkut keselamatan dan keberlangsungan hidup warga. Banyak rumah warga tidak lagi layak huni, bahkan sebagian roboh dan hanyut akibat derasnya arus banjir," katanya.
Afifullah menyebutkan berdasarkan data per Kamis (18/12), dari 17.120 rumah rusak tersebut. sebanyak 7.402 unit di antaranya rusak berat, 4.741 unit rusak sedang, dan 6.977 unit rusak ringan.
Ia menjelaskan sebagian besar rumah yang mengalami rusak berat berada di kawasan dataran rendah serta permukiman yang berdekatan dengan daerah aliran sungai.
"Tingginya intensitas hujan yang berlangsung dalam waktu lama saat itu menyebabkan sungai meluap dan merendam rumah warga dengan ketinggian air mencapai 10 hingga 300 centimeter di sejumlah wilayah," katanya.
Baca: Bupati Aceh Timur temukan tumpukan kayu di wilayah bencana
Akibat kerusakan tersebut, ribuan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Data BPBD Aceh Timur mencatat sebanyak 20.612 jiwa dari
6.423 keluarga mengungsi di 50 titik pengungsian.
"Sedangkan 1.618 jiwa dari 426 keluarga lainnya memilih bertahan di rumah meski dalam kondisi terdampak," kata Afifullah
Menurut Afifullah, kondisi rumah yang rusak tidak hanya berdampak pada tempat tinggal warga, tetapi juga memicu meningkatnya kebutuhan hunian sementara, keterbatasan sanitasi, serta ancaman penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat.
"Kerusakan rumah ini berbanding lurus dengan kebutuhan logistik dan pelayanan dasar di pengungsian. Banyak warga kehilangan seluruh harta benda dan sangat membutuhkan bantuan darurat," katanya.
Selain rumah warga, banjir juga merusak berbagai fasilitas umum, seperti jalan, jembatan, rumah ibadah, sekolah, meunasah, dermaga kapal, serta fasilitas layanan publik lainnya. Total kerusakan dan kerugian akibat banjir di Aceh Timur ditaksir mencapai Rp5,8 triliun.
"Data ini masih bersifat sementara dan dapat berubah. Fokus kami saat ini adalah memastikan keselamatan warga, pemenuhan kebutuhan dasar, serta menyiapkan langkah pemulihan jangka menengah dan panjang," kata Afifullah.
Baca: Disdikbud: Ratusan bangunan sekolah rusak akibat banjir di Aceh Timur
