Harga jual gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) turun drastis yang disebabkan minimnya permintaan pedagang luar daerah, sementara hasil panen padi musim tanam gadu tahun ini melimpah.
Sabirin, seorang petani di Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya, Selasa, mengatakan harga GKP yang semula ditampung pedagang mencapai Rp5.000 per kilogram, namun turun sebesar Rp900 per kilogram sehingga menjadi Rp4.100 per kilogram.
“Alhamdulillah, kalau hasil panen gadu tahun ini bagus dan memuaskan. Hanya saja memasuki puncak panen raya harga gabah kering panen turun drastis sekitar Rp900 per kilogram dalam dua pekan terakhir ini,” katanya.
Ia menilai turun harga gabah saat memasuki puncak panen raya padi pada 2020/2021 di daerahnya karena disebabkan minimnya permintaan gabah dari luar provinsi Aceh di tengah pandemi COVID-19.
“Biasanya setiap musim panen padi, ramai pedagang dari Medan, Sumatera Utara datang kemari. Mereka membeli hasil panen petani dengan harga mahal. Sedihnya panen raya kali ini, mereka tidak datang,’’ katanya.
Sehingga, lanjut dia, gabah yang baru dipanen petani dengan mengunakan alat mesin pertanian (alsintan) jenis combine terpaksa harus dijual kepada pedagang lokal dengan harga rendah.
“Walaupun harga murah, terpaksa kami jual terus untuk keperluan biaya produksi. Lagi pula gabah baru dipanen dengan combine itu masih basah. Tidak bisa disimpan. Harus dikeringkan lagi. Ini yang berat,” katanya.
Ia menjelaskan, proses menjemur gabah biasanya dilakukan petani di secara manual di atas tikar dan terpal. Disamping butuh lapangan terbuka, proses pengeringannya membutuhkan waktu 3-4 hari untuk satu ton gabah.
“Proses pengeringan gabah basah ini lama. Gabah satu ton bisa kering 3-4 hari. Sedangkan lapangan terbuka terbatas. Makanya kami menjual terus walaupun murah,” kata Sabirin.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
Sabirin, seorang petani di Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya, Selasa, mengatakan harga GKP yang semula ditampung pedagang mencapai Rp5.000 per kilogram, namun turun sebesar Rp900 per kilogram sehingga menjadi Rp4.100 per kilogram.
“Alhamdulillah, kalau hasil panen gadu tahun ini bagus dan memuaskan. Hanya saja memasuki puncak panen raya harga gabah kering panen turun drastis sekitar Rp900 per kilogram dalam dua pekan terakhir ini,” katanya.
Ia menilai turun harga gabah saat memasuki puncak panen raya padi pada 2020/2021 di daerahnya karena disebabkan minimnya permintaan gabah dari luar provinsi Aceh di tengah pandemi COVID-19.
“Biasanya setiap musim panen padi, ramai pedagang dari Medan, Sumatera Utara datang kemari. Mereka membeli hasil panen petani dengan harga mahal. Sedihnya panen raya kali ini, mereka tidak datang,’’ katanya.
Sehingga, lanjut dia, gabah yang baru dipanen petani dengan mengunakan alat mesin pertanian (alsintan) jenis combine terpaksa harus dijual kepada pedagang lokal dengan harga rendah.
“Walaupun harga murah, terpaksa kami jual terus untuk keperluan biaya produksi. Lagi pula gabah baru dipanen dengan combine itu masih basah. Tidak bisa disimpan. Harus dikeringkan lagi. Ini yang berat,” katanya.
Ia menjelaskan, proses menjemur gabah biasanya dilakukan petani di secara manual di atas tikar dan terpal. Disamping butuh lapangan terbuka, proses pengeringannya membutuhkan waktu 3-4 hari untuk satu ton gabah.
“Proses pengeringan gabah basah ini lama. Gabah satu ton bisa kering 3-4 hari. Sedangkan lapangan terbuka terbatas. Makanya kami menjual terus walaupun murah,” kata Sabirin.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021