Bireuen, 24/12 (Antaraaceh) – Pemkab Bireuen dan warga menggelar doa bersama memperingati 10 tahun musibah gempa dan tsunami yang melanda Aceh 2004 selama dua hari lebih awal di Mesjid Agung Bireuen, Rabu.
Doa bersama yang dirangkai dengan tausiah itu dihadiri Wakil Bupati Bireuen Mukhtar dan melibatkan sejumlah pejabat Pemkab Bireuen, ratusan peserta lainnya seperti pegawai dan para santri.
Doa bersama dipimpin Teungku Muhammad Ishak, imam besar Mesjid Agung didampingi sejumlah ulama lainnya. Kepada peserta dibagikan kertas bertuliskan doa untuk dibaca bersama.
Wakil Bupati Bireuen, Mukhtar mengatakan peringatan tsunami merupakan agenda rutin yang digelar untuk mengenang peristiwa dahsyat 26 Desember 2004 lalu.
”Tetapi jangan sekadar menjadi agenda tahunan, peringatan tsunami menjadi momen untuk sejenak merenung kembali sambil berdoa dan berzikir dan mengingat pada kekuasaan Allah,” katanya.
Melalui peringatan tsunami juga dapat diambil hikmah untuk mendorong masyarakat dalam melaksanakan syiar Islam, musibah tsunami sebagai bentuk teguran dan juga sebagai cobaan bagi orang-orang yang beriman.
Pelaksanaan peringatan tsunami juga diharapkan dapat meningkatkan keimanan dengan menggiatkan salat lima waktu berjamaah dan pengajian-pengajian, serta membina keluarga berwawasan syariat.
Menurut pantauan, yang hadiri doa bersama itu hanya segelintir pegawai. Padahal sebelumnya sudah diumumkan secara terbuka kepada pegawai Pemkab Bireuen. Minimnya pegawai yang hadiri acara itu kemungkinan sebab cuaca hujan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014
Doa bersama yang dirangkai dengan tausiah itu dihadiri Wakil Bupati Bireuen Mukhtar dan melibatkan sejumlah pejabat Pemkab Bireuen, ratusan peserta lainnya seperti pegawai dan para santri.
Doa bersama dipimpin Teungku Muhammad Ishak, imam besar Mesjid Agung didampingi sejumlah ulama lainnya. Kepada peserta dibagikan kertas bertuliskan doa untuk dibaca bersama.
Wakil Bupati Bireuen, Mukhtar mengatakan peringatan tsunami merupakan agenda rutin yang digelar untuk mengenang peristiwa dahsyat 26 Desember 2004 lalu.
”Tetapi jangan sekadar menjadi agenda tahunan, peringatan tsunami menjadi momen untuk sejenak merenung kembali sambil berdoa dan berzikir dan mengingat pada kekuasaan Allah,” katanya.
Melalui peringatan tsunami juga dapat diambil hikmah untuk mendorong masyarakat dalam melaksanakan syiar Islam, musibah tsunami sebagai bentuk teguran dan juga sebagai cobaan bagi orang-orang yang beriman.
Pelaksanaan peringatan tsunami juga diharapkan dapat meningkatkan keimanan dengan menggiatkan salat lima waktu berjamaah dan pengajian-pengajian, serta membina keluarga berwawasan syariat.
Menurut pantauan, yang hadiri doa bersama itu hanya segelintir pegawai. Padahal sebelumnya sudah diumumkan secara terbuka kepada pegawai Pemkab Bireuen. Minimnya pegawai yang hadiri acara itu kemungkinan sebab cuaca hujan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014