Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Keindahan Kota (DLHK3) Banda Aceh mencatat produksi sampah oleh masyarakat mencapai ratusan ton per hari.
"Dalam sehari itu sampah yang dihasilkan di Banda Aceh lebih kurang 230 ton lebih per harinya," kata Kasi Teknologi Pengelolaan Sampah DLHK3 Banda Aceh Rosdiana, di Banda Aceh, Jumat.
Rosdiana merincikan, terhitung sejak 2018 hingga 2021 ini produksi sampah di Banda Aceh mencapai puluhan ribu per tahunnya baik yang organik maupun non organik masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) setempat.
Pada 2018 sampah yang dihasilkan itu sekitar 80.745 ton atau 220 ton per hari, dari jumlah tersebut terdapat 13.403 ton sampah plastik (16, 6 persen), dan sampah yang didaur ulang sebanyak 10.836 ton.
Baca juga: Produksi sampah di Aceh Timur capai 70 ton
Kemudian, untuk 2019 sebanyak 73.728 ton atau 201 ton per hari, dari itu terdapat 12.238 ton sampah plastik (16, 6 persen), dan yang didaur ulang sekitar 13.487 ton.
Setelah itu, lanjut Rosdiana, pada 2020 sampah yang masuk ke TPA mencapai 80.657 ton atau 220 ton per hari, dan terdapat 13.389 ton (16, 6 persen) sampah plastik, sedangkan yang didaur ulang tahun itu sebanyak 12.290 ton.
Selanjutnya, terhitung hingga April 2021 ini, sampah yang dihasilkan dari masyarakat sudah mencapai 28.535 ton atau 237 ton per hari, dari itu terdapat 4.759 ton (16.68 persen) sampah plastik, serta 4.736 ton yang didaur ulang.
Baca juga: Bersihkan sampah lebaran, DLH Aceh Besar kerahkan 60 petugas
"Penyumbang sampah tertinggi selama 2021 ini pada saat bulan Ramadhan, karena memang banyak orang yang berjualan," ujar Rosdiana.
Rosdiana menyampaikan, dari total ratusan ton sampah per hari itu, tidak semuanya ditransfer ke TPA untuk dimusnahkan, melainkan juga ada yang ditimbun sebanyak 70 ton per hari guna dimanfaatkan menjadi biogas.
Baca juga: Sepekan lebih sampah tak diangkut, pemukiman warga di Meulaboh bau busuk
Selain itu, Rosdiana juga merincikan, sampah yang dihasilkan tersebut berasal dari pasar 3,72 persen, jalanan umum 0,01 persen, penginapan 2,85 persen, masjid 0,02 persen, rumah makan 11,98 persen, sekolah 0,95 persen, pertokoan 3,71 persen, perkantoran 0,23 persen.
"Penyumbang yang tertinggi itu adalah sampah dari rumah tangga, yaitu mencapai 76,50 persen dari total produksi sampah di Banda Aceh setiap tahunnya," kata Rosdiana.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Dalam sehari itu sampah yang dihasilkan di Banda Aceh lebih kurang 230 ton lebih per harinya," kata Kasi Teknologi Pengelolaan Sampah DLHK3 Banda Aceh Rosdiana, di Banda Aceh, Jumat.
Rosdiana merincikan, terhitung sejak 2018 hingga 2021 ini produksi sampah di Banda Aceh mencapai puluhan ribu per tahunnya baik yang organik maupun non organik masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) setempat.
Pada 2018 sampah yang dihasilkan itu sekitar 80.745 ton atau 220 ton per hari, dari jumlah tersebut terdapat 13.403 ton sampah plastik (16, 6 persen), dan sampah yang didaur ulang sebanyak 10.836 ton.
Baca juga: Produksi sampah di Aceh Timur capai 70 ton
Kemudian, untuk 2019 sebanyak 73.728 ton atau 201 ton per hari, dari itu terdapat 12.238 ton sampah plastik (16, 6 persen), dan yang didaur ulang sekitar 13.487 ton.
Setelah itu, lanjut Rosdiana, pada 2020 sampah yang masuk ke TPA mencapai 80.657 ton atau 220 ton per hari, dan terdapat 13.389 ton (16, 6 persen) sampah plastik, sedangkan yang didaur ulang tahun itu sebanyak 12.290 ton.
Selanjutnya, terhitung hingga April 2021 ini, sampah yang dihasilkan dari masyarakat sudah mencapai 28.535 ton atau 237 ton per hari, dari itu terdapat 4.759 ton (16.68 persen) sampah plastik, serta 4.736 ton yang didaur ulang.
Baca juga: Bersihkan sampah lebaran, DLH Aceh Besar kerahkan 60 petugas
"Penyumbang sampah tertinggi selama 2021 ini pada saat bulan Ramadhan, karena memang banyak orang yang berjualan," ujar Rosdiana.
Rosdiana menyampaikan, dari total ratusan ton sampah per hari itu, tidak semuanya ditransfer ke TPA untuk dimusnahkan, melainkan juga ada yang ditimbun sebanyak 70 ton per hari guna dimanfaatkan menjadi biogas.
Baca juga: Sepekan lebih sampah tak diangkut, pemukiman warga di Meulaboh bau busuk
Selain itu, Rosdiana juga merincikan, sampah yang dihasilkan tersebut berasal dari pasar 3,72 persen, jalanan umum 0,01 persen, penginapan 2,85 persen, masjid 0,02 persen, rumah makan 11,98 persen, sekolah 0,95 persen, pertokoan 3,71 persen, perkantoran 0,23 persen.
"Penyumbang yang tertinggi itu adalah sampah dari rumah tangga, yaitu mencapai 76,50 persen dari total produksi sampah di Banda Aceh setiap tahunnya," kata Rosdiana.
Editor : Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021