Ketua Harian Satgas COVID-19 Jawa Barat (Jabar) Daud Ahmad mengatakan Pemerintah Daerah Jabar telah mempersiapkan Lapangan Tembak Gunung Bohong Cimahi sebagai tempat isolasi bagi pasien COVID-19 dan juga akan mengerahkan rumah sakit baru di Soreang untuk menampung 100 tempat tidur.
"Terkait rumah sakit darurat, Jabar masih memiliki rumah sakit darurat di Bogor dan Bekasi yang sejauh ini belum beroperasi. Rumah sakit darurat ini dapat dikerahkan jika suatu saat terjadi kenaikan kasus yang signifikan," kata Daud Achmad pada acara Jabar Punya Informasi, di Halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat.
Daud mengatakan untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19, Jabar akan memperkuat pusat isolasi, rumah sakit darurat dan rumah sakit rujukan.
“Jabar memiliki tempat isolasi di BPSDM dan Secapa AD. Jumlah bed di BPSDM dan Secapa AD total ada 350 bed Dinkes Jabar terus melakukan komunikasi dengan pihak Kesdam (Kesehatan Kodam) untuk menambah bed di Secapa AD sebagai langkah antisipasi lonjakan kasus,” ujar dia.
Sementara itu, Pemda Provinsi Jawa Barat mengapresiasi kerja keras rumah sakit negeri dan swasta yang bahu membahu menambah kamar perawatan akibat lonjakan kasus COVID-19 usai libur Lebaran.
“Terima kasih kepada rumah sakit dan kepala dinas yang sudah berjuang menghadapi lonjakan kasus usai Lebaran. Terkait peningkatan kapasitas perawatan pasien COVID-19, rumah sakit kementerian harus menyiapkan 40 persen. Sekarang sudah 30-34 persen persen dari kapasitas rumah sakit di kabupaten kota, rumah sakit swasta, TNI dan Polri untuk menampung pasien COVID-19 ," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Jabar Dewi Sartika.
Untuk menghadapi lonjakan kasus COVID-19, Dinkes Jabar telah mengirimkan 30 perawat yang bertugas selama penambahan jumlah tempat tidur untuk pasien COVID-19 di RS Al-Ihsan.
“ Alhamdulillah kita mendapatkan bantuan dari Dinkes Jabar, mendapat tenaga 30 perawat relawan ini sangat bermakna sekali, (mereka bertugas) saat penambahan jumlah tempat tidur untuk pasien COVID-19, sehingga konsekuensinya harus ada penambahan tenaga, karena perawat (yang sudah bertugas) tidak mungkin dilemburkan kembali untuk menjaga kondisi kesehatan mereka,” kata Dirut RS Al-Ihsan Dewi Basmala Gatot.
Dewi Basmala menjelaskan RS Al-Ihsan telah mengurangi ketersediaan tempat tidur bagi pasien tanpa gejala atau gejala ringan yang dapat melakukan isolasi mandiri di rumah atau di tempat isolasi yang disediakan pemerintah.
Saat ini, RS Al-Ihsan hanya merawat pasien COVID-19 dengan tingkat keparahan sedang dan berat.
Dalam kesempatan yang sama, Dirut RS Borromeus menyatakan pihaknya siap untuk menambah tempat tidur sebagai tempat rawat inap isolasi untuk pasien COVID-19 antisipasi lonjakan kasus.
“Kami sudah menyiapkan tempat rawat inap isolasi, kemudian menyiapkan sumber daya manusia, alat kesehatan. Saat ini kami memiliki 120 bed bagi pasien COVID-19, ini masih ada ruang untuk ditambah sampai dengan 159 bed sebagai antisipasi lonjakan kasus COVID-19," ujar Direktur Utama RS Borromeus Chandra Mulyono.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Terkait rumah sakit darurat, Jabar masih memiliki rumah sakit darurat di Bogor dan Bekasi yang sejauh ini belum beroperasi. Rumah sakit darurat ini dapat dikerahkan jika suatu saat terjadi kenaikan kasus yang signifikan," kata Daud Achmad pada acara Jabar Punya Informasi, di Halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat.
Daud mengatakan untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19, Jabar akan memperkuat pusat isolasi, rumah sakit darurat dan rumah sakit rujukan.
“Jabar memiliki tempat isolasi di BPSDM dan Secapa AD. Jumlah bed di BPSDM dan Secapa AD total ada 350 bed Dinkes Jabar terus melakukan komunikasi dengan pihak Kesdam (Kesehatan Kodam) untuk menambah bed di Secapa AD sebagai langkah antisipasi lonjakan kasus,” ujar dia.
Sementara itu, Pemda Provinsi Jawa Barat mengapresiasi kerja keras rumah sakit negeri dan swasta yang bahu membahu menambah kamar perawatan akibat lonjakan kasus COVID-19 usai libur Lebaran.
“Terima kasih kepada rumah sakit dan kepala dinas yang sudah berjuang menghadapi lonjakan kasus usai Lebaran. Terkait peningkatan kapasitas perawatan pasien COVID-19, rumah sakit kementerian harus menyiapkan 40 persen. Sekarang sudah 30-34 persen persen dari kapasitas rumah sakit di kabupaten kota, rumah sakit swasta, TNI dan Polri untuk menampung pasien COVID-19 ," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Jabar Dewi Sartika.
Untuk menghadapi lonjakan kasus COVID-19, Dinkes Jabar telah mengirimkan 30 perawat yang bertugas selama penambahan jumlah tempat tidur untuk pasien COVID-19 di RS Al-Ihsan.
“ Alhamdulillah kita mendapatkan bantuan dari Dinkes Jabar, mendapat tenaga 30 perawat relawan ini sangat bermakna sekali, (mereka bertugas) saat penambahan jumlah tempat tidur untuk pasien COVID-19, sehingga konsekuensinya harus ada penambahan tenaga, karena perawat (yang sudah bertugas) tidak mungkin dilemburkan kembali untuk menjaga kondisi kesehatan mereka,” kata Dirut RS Al-Ihsan Dewi Basmala Gatot.
Dewi Basmala menjelaskan RS Al-Ihsan telah mengurangi ketersediaan tempat tidur bagi pasien tanpa gejala atau gejala ringan yang dapat melakukan isolasi mandiri di rumah atau di tempat isolasi yang disediakan pemerintah.
Saat ini, RS Al-Ihsan hanya merawat pasien COVID-19 dengan tingkat keparahan sedang dan berat.
Dalam kesempatan yang sama, Dirut RS Borromeus menyatakan pihaknya siap untuk menambah tempat tidur sebagai tempat rawat inap isolasi untuk pasien COVID-19 antisipasi lonjakan kasus.
“Kami sudah menyiapkan tempat rawat inap isolasi, kemudian menyiapkan sumber daya manusia, alat kesehatan. Saat ini kami memiliki 120 bed bagi pasien COVID-19, ini masih ada ruang untuk ditambah sampai dengan 159 bed sebagai antisipasi lonjakan kasus COVID-19," ujar Direktur Utama RS Borromeus Chandra Mulyono.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021