Rumah batik milik Kabupaten Simeulue saat ini aktif berproduksi dan menjadikan dua motif batik khas kabupaten kepulauan itu sebagai andalan.

"Batik motif mata-mata dan lobster saat ini menjadi andalan kami. Dua motif ini telah resmi dipatenkan, sehingga tidak bisa lagi ditiru daerah lain," kata Sekretaris Rumah Batik Simeulue Agnes Indrilia di Simeulue, Senin.

Menurut Agnes, selain dua motif batik tersebut ada beberapa motif lain juga di produksi rumah batik Simeulue. Seperti motif cengkeh, pucuk pisang, serta beberapa motif lain. 

Namun, motif itu belum bisa dipatenkan karena di daerah lain juga ada memiliki motif batik tersebut, kata Agnes Indrilia.

Agnes mengatakan bahan untuk produksi batik Simeulue saat ini masih dikirim dari Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sebab, dari daerah itu harga bahannya masih tergolong murah.

"Untuk bahan bahu, dipasok dari luar daerah. Sebab, semua bahan untuk pembuatan batik, seperti cat, lilin, serta beberapa bahan lain di daerah Simeulue belum tersedia," jelas Agnes.

Herman, pekerja Rumah Batik Simeulue menuturkan, untuk harga batik khas Simeulue dijual mulai Rp200 ribu hingga 600 ribu rupiah per helai baju, tergantung motif, warna, serta bahannya.

"Untuk pemesanan dua tiga helai baju bisa siap dalam dua hari. Tapi, kalau partai banyak itu butuh waktu tergantung banyaknya dipesan," ucap Herman.

Herman mengatakan saat ini Rumah Batik Simeulue hanya memproduksi batik cetak, sementara untuk batik ukir manual masih belum tersedia.
 

Pewarta: Ade Irwansah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021