Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) meminta organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) dan organisasi masyarakat (Ormas) mendorong semangat kewirausahaan kaum generasi muda guna menurunkan angka kemiskinan di daerah ujung barat Indonesia itu.

“Peran ormas dan OKP sangat penting untuk mendorong masyarakat terutama generasi muda memiliki semangat kewirausahaan, baik pada sektor ekonomi kreatif maupun sektor produktif,” kata Wakil Ketua DPRA Safaruddin dalam acara peningkatan kapasitas Ormas di Kabupaten Aceh Barat Daya, Senin.

Ia menjelaskan jumlah penerimaan dana otonomi khusus (Otsus) Aceh terus berkurang, bahkan hanya tersisa satu persen tahun 2022 dan akan berakhir pada 2027.

Menurut Safar, Aceh masih sangat ketergantungan pada dana Otsus, mengingat sektor swasta belum begitu menggeliat sehingga pergerakan okonomi Aceh masih sangat bertumpu pada realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) setiap tahunnya.

“Jika saat ini APBA kita di angka Rp16 triliun lebih, kemudian pada 2022 semakin berkurang dan pada 2027 tanpa dana otsus lagi, maka kondisi itu akan sangat berimplikasi pada meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan,” kata Safaruddin.

Menurut dia perlu langkah  konkret dalam menghadapi kondisi tersebut, salah satunya dengan meningkatkan semangat kewirausahaan,” 

Ia juga mengatakan Aceh juga harus mempersiapkan diri menghadapi bonus demografi pada tahun 2030-2040, di mana usia produktif jauh lebih banyak dibandingkan non-produktif, sehingga makin mendorong anak muda untuk lebih kompetitif.

“Penguatan kapasitas baik dalam hal penguasaan teknologi, bahasa dan kewirausahaan menjadi sangat penting. Ormas dan OKP harus mengambil peran untuk mendorong semangat kemandirian pemuda agar mampu bersain dengan dunia luar nantinya,” katanya.
 

Pewarta: Khalis Surry

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021