Pemerintah Kota Banda Aceh menyatakan akan meningkatkan upaya testing (pemeriksaan) dan tracing (pelacakan) dalam upaya menekan angka penularan COVID-19 di kota setempat yang terus meningkat akhir-akhir ini.

"Menghadapi lonjakan kasus yang kian meningkat, pemerintah bersama TNI-Polri berkomitmen meningkatkan upaya testing dan tracing dari kontak erat COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Banda Aceh Lukman, di Banda Aceh, Selasa.

Lukman menyampaikan, tujuan dari pelaksanaan testing (pemeriksaan) dan tracing (pelacakan) untuk menemukan kasus baru secara cepat, sehingga dapat segera ditangani.

"Jika proses testing dan tracing berjalan, maka kita dapat berusaha untuk meminimalisir kasus kematian akibat virus tersebut,"katanya.

Lukman menjelaskan, ada empat indikator pengendalian COVID-19 yakni angka positivity rate kurang dari lima persen, bed occupancy rate (BOR) kurang dari 50 persen, fatality rate rendah (kurang dari tiga persen), dan recovery rate tinggi melebihi 90 persen.

Lukman menyebutkan, saat ini Banda Aceh sudah menyediakan sebanyak 42.000 rapid test antigen, hal ini diperlukan untuk memperluas upaya tracing dan testing pada kontak erat yang terkonfirmasi COVID-19.

Saat ini, lanjut Lukman, pelacakan kontak yang menjadi bagian dari 3T (testing, tracing, treatment) di Banda Aceh juga sudah diperkuat melalui sistem digital tracing melalui aplikasi Silacak untuk meningkatkan telusur yang dilakukan para tracer.

Dalam kesempatan ini, Lukman berharap masyarakat yang memiliki kontak erat dengan yang terkonfirmasi positif COVID-19 agar tidak menolak dilakukan rapid test antigen.

"Jangan menolak untuk di rapid test antigen, ini baik untuk memutus mata rantai penyebaran virus mematikan tersebut di Banda Aceh," demikian Lukman.

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021