Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih menyatakan Aceh memiliki kekhasan sehingga pihaknya siap untuk memberikan pendampingan untuk hak kekayaan intelektual.
“Ekonomi kreatif itu basisnya dengan ide gagasan dan kalau di Aceh ada hal-hal yang spesifik dan khas, sampaikan kepada kami. Hak kekayaan intelektual itu perlu pendampingan, jangan sampai banyak produk Aceh yang ditiru orang kita tidak dapat apa-apa,” katanya di Banda Aceh, Rabu malam.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela dialog pariwisata di Museum Aceh yang diikuti Kemenparekraf, Kemdikbud Ristek yang dimoderatori Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin di Banda Aceh.
Ia menjelaskan gagasan dan ide-ide yang disampaikan oleh pelaku wisata selama dalam kunjungan kerja di Aceh tersebut akan ditampung pihaknya dan nantinya akan disinergikan dengan Pemerintah Pusat.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Event Kemenparekraf, Rizki Handayani mengatakan pariwisata Aceh sebelum pandemi sangat potensial dan dikenal wisatawan Malaysia dengan wisata religinya.
“Banyak sekali wisatawan dari Malaysia ke sini untuk melakukan kegiatan keagamaan di momen-momen hari besar Islam. Jadi industri pariwisata itu semua sudah terbentuk,” kata Rizki.
Rizki mengatakan kunjungan wisatawan dalam negeri juga harus dipikirkan oleh para pelaku pariwisata di Aceh dan di provinsi ini layak dikembangkan menjadi wisata ramah muslim.
“Pengelolaan event di Aceh sudah bagus. Saya pernah melihat event Tari Saman, itu juga luar biasa. Tapi jangan hanya bertumpu dengan event saja, destinasinya juga, seperti di Sabang dengan wisata baharinya, dan Gayo juga harus didorong dengan wisata kopinya,” katanya.
Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dikti Ristek) Kemdikbud Ristek, Prof Nizam mengatakan banyak program Kemdikbud Ristek yang bisa disinergikan dengan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Aceh.
“Saya berharap pelaku usaha Parekraf bersinergi dengan kampus. Kita akan berbagi, misalnya dengan mengembangkan kuliner baru, nanti kita dampingi dengan pendanaan dari pemerintah,” katanya.
Kegiatan tersebut juga menghadirkan Anggota Komisi X DPR asal Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022