Meulaboh (ANTARA Aceh) - Masyarakat di pemukiman Lango, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, membutuhkan akses jalan untuk mengangkut produksi pertanian warga pedalaman tersebut.

Sekretaris Mukim Langoe, Idrus di Meulaboh, Senin mengatakan, khusus Desa Cange, yang mayoritas masyarakatnya petani palawija  terkendala dalam akses jalan untuk membawa hasil pertanian ke pasar.

"Selain tebing sungai, kami di sini sangat membutuhkan jalan akses ke ibukota kecamatan yang sampai hari ini menggunakan jembatan gantung, hanya roda dua bisa masuk, itupun sangat terbatas," katanya saat dijumpai sejumlah wartawan.

Di sela-sela membantu masyarakat membersihkan puing-puing sisa kontruksi bangunan rumah yang ambruk ke sungai akibat kurasan erosi sungai yang meluap selama musim penghujan melanda wilayah Aceh.

Kendaraan rombongan wartawan yang turun ke kawasan pedalaman berjarak sekitar 55 kilometer dari ibu kota Meulaboh, sempat terperangkap lumpur akibat terjebak dalam kondisi tanah labil di tengah guyuran hujan.

Kata Idrus, dalam Pemukiman Lango terdapat sejumlah desa yang terdampak akibat kikisan erosi sungai, tujuh unit rumah masyarakat di Daerah Aliran Sungai (DAS) kawasan setempat ambruk dalam beberapa pekan terakhir dan 17 unit rumah terhitung selama 2015.

Menurut Idrus, ada sekitar enam unit lagi rumah berada di sepanjang sungai aliran Meureubo itu nyaris ambruk apabila tidak segera ditangani secepatnya dengan membangun tebing pengaman sekitar panjang 800 meter.

"Untuk bantuan logistik saat banjir dan korban rumah ambruk ada tenda serta makanan, tapi kami di sini sangat butuh segera tebing pengaman sungai agar rumah yang lain tidak ambruk saat air sungai kembali meluap," sebutnya.

Lebih lenjut dikatakan, jauh sebelum bencana alam banjir dan tanah longsor menerjang pemukiman mereka, ada aktivitas perambahan hutan (illegal loging) oleh perusahaan luar yang saat ini sudah angkat kaki dari daerah itu.

Hanya tersisa dampak yang dirasakan masyarakat sekitar akibat kerusakan lingkungan yang terjadi, korbannya adalah masyarakat berada disekitar pemukiman Lango, Kecamatan Pante Ceureumen.

Masyarakat setempat sangat berharap, hutan adat dan hutan wilayat dikembalikan pengelolaanya kepada pemerintahan desa dan mukim untuk direboisasi dan dijaga, karena hutan merupakan salah satu ladang perekonomian masyarakat pedalaman.

"Apalagi  Desa Sikuondo yang paling ujung dan paling terisolir, sudah berapa tahun Indonesia merdeka tapi masyarakatnya belum tersentuh pembangunan yang selayaknya didapatkan warga negara," katanya menambahkan.

Pewarta: Pewarta : Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015