Para pengurus dan alumni pondok pesantren (Ponpes) Dayah Darussalam, Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan, akan menggelar Haul atau peringatan wafatnya Syaikhul Islam Abuya Syeikh Haji Muhammad Waly Al-Khalidy Al-Asyi yang ke-63. 

Ketua panitia pelaksana, Tgk H Farmadi di Blangpidie, Aceh Barat Daya (Abdya), Selasa, mengatakan, kegiatan Haul Abuya Syeikh Muda Waly, akan diselenggarakan di Ponpes Darussalam Al-Waliyyah, di Desa Blang Poroh, Kecamatan Labuhan Haji Barat Kabupaten Aceh Selatan pada tanggal 23 - 24 Mei 2022.

Penghelatan itu tambahnya,  akan berlangsung dari pagi sampai malam yang diisi dengan kegiatan-kegiatan Islami seperti, Khatam Al Quran oleh para Santri Darussalam pada Senin (23/5) malam sekira pukul 19.00 WIB di Mesjid Abuya Syeikh Muda Waly.

Kemudian, dihari yang sama, juga akan digelar Musyawarah Besar (Mubes) para Alumni Dayah Darussalam sekira pukul 21.30 WIB. Dilanjutkan doa bersama dari para alumni dayah pada maqam kubah Abuya Syekh Muda Waly sekira pukul 09.00 WIB.

Selanjutnya, tepat pukul 15.30 Wib jelang 'Asar juga akan berlangsung doa bersama para ahli thariqat dan tawajjuh akbar di dalam Mesjid Abuya Syeikh Muda Waly, yang di pimpin oleh Abuya H. Mawardi Waly yang merupakan anak dari Alm Abuya Syeikh Haji Muda Waly Al-Khalidy.

Terakhir, kegiatan itu akan ditutup dengan Manaqib Abuya dan Tausiah oleh para Alumni  dayah setempat sekira pukul 21.00 WIB.

Menurut Tgk Farmadi,  disamping memperingati Haul Abuya Syeikh Muda Waly, kegiatan ini juga merupakan momentum ajang silaturahmi mahabbah para alumni dayah Darussalam di seluruh Aceh bahkan luar Aceh. 

“Makanya kita dari para alumni mengusung tema, 'Mari kita pulang ke Dayah Darussalam Al-Waliyah Labuhan Haji Aceh Selatan',” kata Abu Farmadi  yang biasa disapa dengan Abu Dayah Manyang (Pimpinan Dayah Manyang-Puskiyai di Kabupaten Abdya).

Ia juga menerangkan kalau abuya Syeikh Muda Waly merupakan seorang ulama besar Aceh yang menjadi guru para ulama-ulama besar saat ini. Beliau lahir tahun 1917 di Blang Poroh, Labuhan Haji, Aceh Selatan. Ayahnya bernama Syekh Haji Muhammad Salim bin Syeikh Malim Palito yang berasal dari Batusangkar, Sumatera Barat. Sedangkan Ibu-nya bernama Siti Janadat.

Abuya Syeikh Muda Waly pertama sekali belajar agama Islam dari ayah beliau sambil mengenyam pendidikan di Volks-School (setingkat sekolah dasar) . Setelah lulus. Abuya melanjutkan pendidikan ke tingkat berikutnya di sekolah umum Vervolg-School sambil mendalami Ilmu Agama di Dayah jami’ah Al-Khairiyyah Pimpinan Tengku Muhammad Ali. 

Selain itu, Abuya Syekh Muda Waly juga pernah menimba Ilmu agama Islam di Dayah Bustanul Huda Blangpidie pimpinan Abuya Syeikh Mahmud hingga terus sampai kepada seorang ulama Aceh Besar bernama Abuya Syeikh Hasan Krueng Kale.

Tak sampai disitu saja, Abuya Syekh Muda Waly juga sempat mendalami ilmu agamanya kepada Abuya Syeikh Abdul Ghani Al-Kampari seorang ulama besar di Riau dan abuya juga berguru kepada Syeikh Sayyid Alwi Al-Maliki yang merupakan seorang ulama besar di Makkah Al-Mukarramah. Abuya Muda Waly juga berguru pada Syeikh Ahmad Khatib Al- Minangkabawi yang merupakan imam Besar di Masjidil Haram kala itu. 

Setelah Abuya Syeikh Muda Waly menimba ilmu dari beberapa ulama besar, lalu beliau mendirikan pesantren dengan nama Darussalam di Aceh Selatan yang hingga sekarang masih tersohor sampai ke penghujung Nusantara bahkan luar negeri. Di Darussalam banyak para santri dahulu belajar kepada beliau hingga akhirnya menjadi ulama besar di Aceh 

Pemerintah Aceh memberikan gelar Syaikhul Islam kepada abuya Muda Waly  dengan sebutan bapak Pendidikan Aceh khususnya dan Nasional pada umum nya. Pemerintah Aceh mengabadikan namanya di satu jalan di pusat kota Banda Aceh,tepatnya dari Masjid Raya Baiturrahman menuju lapangan Blang Padang dinamakan jalan Syeikh Muda Waly. 

Peran dan jasa beliau sangat besar untuk NKRI, Presiden Soekarno Selalu meminta pendapat dan pandangan serta saran dari abuya Muda Waly dikala presiden mendapat masalah Negara. Baik politik, sosial budaya dan masalah Agama. Maka Sangat pantas dan wajar jika beliau di sebut juga sosok magnit dpiritual dari pantai Selatan Aceh

“Insya Allah, Haul sbuya ke 63 ini akan berjalan dengan sukses dan mari sama-sama kita mendo'akan semoga abuya senantiasa dalam rahmat Allah SWT. Semakin tinggi derajatnya dan kita yang ditinggalkan semoga diberi keberkahan," demikian Abu Farmadi.
 

Pewarta: Suprian

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022