Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Direktur Internasional Yayasan Geutanyoe, Lilianne Fan menyatakan, nelayan Aceh masuk nominasi penghargaan "Nansen Refugee Award" tahun 2016 dari Badan PBB masalah Pengungsi (UNHCR), karena telah berjasa menyelamatkan warga Rohingya dan Banglades di laut.

Ia mengatakan di Lhokseumawe, Rabu, perjuangan para nelayan yang sudah menyelamatkan ribuan nyawa warga Rohingya dan Banglades demi mempertahankan hidup mereka layak, sehingga mereka layak masuk nominasi penerima penghargaan "Nansen Refugee Award".

"Kalau tidak ditolong oleh para nelayan Aceh, maka nyawa anak-anak, warga Rohingya dan Banglades yang terdampar di laut bisa tidak terselamatkan. Maka kami mengajukan para nelayan ini untuk Nansen Refugee Award 2016," kata Lilianne Fan.

Setiap tahun UNHCR memberikan Nansen Refugee Award kepada lembaga dan relawan yang telah menyelamatkan para pengungsi yang mencari suaka politik.

Selain itu Nansen Refugee Award juga diberikan kepada relawan yang fokus memberikan pendidikan kepada anak-anak pengungsi di semua negara.

Menurut Lilianne Fan, para nelayan Aceh menunjukkan cara yang nyata sebuah kerja kemanusiaan yang sangat mulia menyelematkan nyawa manusia, dan hak asasi manusia tanpa memandang ras dan suku.

"Tindakan penyelamatan yang dilakukan oleh para nelayan Aceh, serta respon masyarakat lokal dan pemerintah untuk membantu mereka berujung pada peninjauan kembali oleh Pemerintah Indonesia mengenai kebijakan mereka terhadap pengungsi," kata Lilianne Fan.

Jumlah pengungsi etnis Rohingya yang ditampung di Provinsi Aceh dikabarkan hanya tersisa 350 orang dari sebelumnya mencapai 1.010 orang. Mereka diyakini telah melarikan diri.

Para pengungsi itu ditampung di Pelabuhan Kuala Langsa, Kota Langsa, di Panti Gepeng milik Dinas Sosial Kota Langsa, Desa Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, dan barak Desa Blang Ado, Kabupaten Aceh Utara.

Pewarta: Pewarta : Mukhlis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016