Sebanyak 19 unit rumah warga dan sejumlah fasilitas publik di Kabupaten Bener Meriah, Aceh rusak diterpa angin kencang di tengah cuaca buruk yang melanda Aceh dalam dua hari terakhir, menurut Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).
"Kondisi terakhir, petugas sudah melakukan pembersihan di lokasi kejadian," kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Minggu, malam.
Ilyas menjelaskan hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Bener Meriah pada (29/5) sekitar pukul 12.35 WIB. Akibatnya belasan rumah dan fasilitas publik rusak, yang tersebar di tujuh kecamatan daerah dataran tinggi Gayo tersebut.
Baca juga: Atap rumah warga di Pidie rusak diterjang angin kencang
"Cuaca buruk yang melanda wilayah Bener Meriah ini sudah terjadi sejak Sabtu kemarin, yakni hujan dengan intensitas tinggi atau lebat disertai angin kencang," katanya.
Ilyas mengatakan di Kecamatan Bukit terdapat tiga unit rumah warga yang rusak sedang dan satu unit Gedung Pemantau Gunung Api yang rusak ringan akibat diterpa angin kencang.
Kemudian di Kecamatan Bandar terdapat delapan unit rumah rusak ringan, di Kecamatan Mesidah satu unit rumah rusak ringan, di Kecamatan Weh Pesam ada enam unit rumah rusak ringan serta satu unit rumah rusak ringan Kecamatan Syiah Utama.
Sementara di Kecamatan Timang Gajah terdapat satu unit Posdam 02 Lampahan yang rusak ringan dan satu unit Pesantren Nurul Islam yang juga rusak ringan di Kecamatan Pintu Rime Gayo.
"Sementara korban terdampak dalam peristiwa ini warga atas nama Jainal Aripin yang merupakan anggota Polsek Bandar mengalami luka di bagian alis dan di bawah dagu akibat terkena besi baliho," katanya.
BPBD Bener Meriah telah menurunkan tim reaksi cepat (TRC) ke lapangan untuk melakukan pendataan dan pelaporan. Sekaligus melakukan pembersihan di lokasi kejadian bersama masyarakat.
"Jumlah pengungsi masih dalam pendataan. Hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa tersebut," katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang masih melanda wilayah Aceh dalam dua hingga tiga hari ke depan sehingga warga diminta mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi.
Baca juga: Seorang warga dilarikan ke rumah sakit terkena pohon tumbang
“Angin kencang, hujan lebat ini hampir merata di seluruh Aceh. Kalau kita lihat dari faktor penyebabnya, kondisi ini bisa bertahan dua hingga tiga hari ke depan,” kata Koordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I BMKG Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad.
Zakaria menjelaskan saat ini Aceh sudah memasuki musim kemarau, namun cuaca buruk ini lazim terjadi di tengah musim kemarau ini karena beberapa faktor.
Baca juga: 10 rumah di Bener Meriah rusak diterpa angin kencang
Beberapa faktor itu, kata dia, mulai dari adanya tekanan rendah di Selat Benggal, adanya anomali suhu muka laut di Selat Malaka, laut Andaman, hingga Samudera Indonesia bagian Barat Sumatera, serta adanya pergerakan massa udara rossby ekuatorial yang dapat membawa uap air lebih banyak ke Aceh.
Apalagi, kata Zakaria, Aceh juga sudah memasuki musim angin barat. Biasanya khusus Aceh, kecepatan angin pada musim angin barat ini lebih kencang dibandingkan musim angin timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Kondisi terakhir, petugas sudah melakukan pembersihan di lokasi kejadian," kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Minggu, malam.
Ilyas menjelaskan hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Bener Meriah pada (29/5) sekitar pukul 12.35 WIB. Akibatnya belasan rumah dan fasilitas publik rusak, yang tersebar di tujuh kecamatan daerah dataran tinggi Gayo tersebut.
Baca juga: Atap rumah warga di Pidie rusak diterjang angin kencang
"Cuaca buruk yang melanda wilayah Bener Meriah ini sudah terjadi sejak Sabtu kemarin, yakni hujan dengan intensitas tinggi atau lebat disertai angin kencang," katanya.
Ilyas mengatakan di Kecamatan Bukit terdapat tiga unit rumah warga yang rusak sedang dan satu unit Gedung Pemantau Gunung Api yang rusak ringan akibat diterpa angin kencang.
Kemudian di Kecamatan Bandar terdapat delapan unit rumah rusak ringan, di Kecamatan Mesidah satu unit rumah rusak ringan, di Kecamatan Weh Pesam ada enam unit rumah rusak ringan serta satu unit rumah rusak ringan Kecamatan Syiah Utama.
Sementara di Kecamatan Timang Gajah terdapat satu unit Posdam 02 Lampahan yang rusak ringan dan satu unit Pesantren Nurul Islam yang juga rusak ringan di Kecamatan Pintu Rime Gayo.
"Sementara korban terdampak dalam peristiwa ini warga atas nama Jainal Aripin yang merupakan anggota Polsek Bandar mengalami luka di bagian alis dan di bawah dagu akibat terkena besi baliho," katanya.
BPBD Bener Meriah telah menurunkan tim reaksi cepat (TRC) ke lapangan untuk melakukan pendataan dan pelaporan. Sekaligus melakukan pembersihan di lokasi kejadian bersama masyarakat.
"Jumlah pengungsi masih dalam pendataan. Hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa tersebut," katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang masih melanda wilayah Aceh dalam dua hingga tiga hari ke depan sehingga warga diminta mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi.
Baca juga: Seorang warga dilarikan ke rumah sakit terkena pohon tumbang
“Angin kencang, hujan lebat ini hampir merata di seluruh Aceh. Kalau kita lihat dari faktor penyebabnya, kondisi ini bisa bertahan dua hingga tiga hari ke depan,” kata Koordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I BMKG Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad.
Zakaria menjelaskan saat ini Aceh sudah memasuki musim kemarau, namun cuaca buruk ini lazim terjadi di tengah musim kemarau ini karena beberapa faktor.
Baca juga: 10 rumah di Bener Meriah rusak diterpa angin kencang
Beberapa faktor itu, kata dia, mulai dari adanya tekanan rendah di Selat Benggal, adanya anomali suhu muka laut di Selat Malaka, laut Andaman, hingga Samudera Indonesia bagian Barat Sumatera, serta adanya pergerakan massa udara rossby ekuatorial yang dapat membawa uap air lebih banyak ke Aceh.
Apalagi, kata Zakaria, Aceh juga sudah memasuki musim angin barat. Biasanya khusus Aceh, kecepatan angin pada musim angin barat ini lebih kencang dibandingkan musim angin timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022