Pakar Ekonomi dari Universitas Syiah Kuala (USK) Dr Muhammad Nasir meminta Pj Gubernur Aceh Mayjen TNI Purn Achmad Marzuki menjajaki kembali investasi sektor pariwisata Uni Emirat Arab (UEA) di Aceh, sebagai upaya menurunkan angka kemiskinan yang masih tinggi.
“Saya kira bagus untuk ditindaklanjuti ulang, ada pendekatan baru untuk bisa dikomunikasikan kembali supaya investasi itu bisa terwujud, karena potensi kita ada,” kata Nasir di Banda Aceh, Jumat.
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat provinsi berjulukan Tanah Rencong ini menempati posisi termiskin di Sumatera dengan jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebanyak 850 ribu orang atau 15,53 persen.
Nasir menilai gagalnya investasi sektor wisata oleh UEA di Pulau Banyak, Aceh Singkil beberapa waktu lalu, disebabkan karena masih lemah komitmen dari UEA, sehingga perlu dijajaki ulang dengan penawaran kerjasama yang baik.
Apalagi, lanjut Nasir, angka kemiskinan di Aceh juga masih tinggi, sehingga perlu usaha pemerintah untuk mengundang investasi baik domestik maupun luar negeri, untuk membuka banyak lapangan kerja di Tanah Rencong.
“Kalau dibicarakan lagi investasi itu, kan positif,” kata Nasir.
Menurut Nasir, penguatan investasi harus menjadi fokus dari Pj Gubernur Aceh, mengingat sejauh ini promosi investasi Aceh masih belum maksimal, baik investasi luar negeri maupun investasi domestik.
Apalagi selama ini pemerintah hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk memberi stimulus pergerakan ekonomi masyarakat, sedang sektor industri masih sangat minim.
“Kita harapkan kalau investasi kuat maka ikut mengurangi kemiskinan juga,” katanya.
Nasir berharap dengan gencarnya promosi investasi maka akan membuat iklim investasi di Aceh akan semakin tinggi, seiring juga tren kasus COVID-19 yang semakin menurun.
Apalagi, dunia usaha di Aceh juga masih relatif tertinggal dari daerah lain. Belum lagi aglomerasi seperti kawasan ekonomi khusus (KEK) Arun yang menjadi prioritas, namun belum mendongkrak pertumbuhan ekonomi Aceh.
“Maka selama Pj gubernur ini harapan kita bisa lebih banyak menurunkan angka kemiskinan, dan juga penguatan investasi, iklim dunia usaha, peningkatan UMKM,” katanya.
Tidak hanya sektor pariwisata, kata Nasir, perlu juga penguatan promosi investasi sektor pertanian, perikanan laut, serta produk lain yang memiliki nilai tambah.
“Kita masih kaya dengan potensi laut, bisa wisata, bisa perikanan, dan juga sumber daya alam migas di laut juga tinggi,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
“Saya kira bagus untuk ditindaklanjuti ulang, ada pendekatan baru untuk bisa dikomunikasikan kembali supaya investasi itu bisa terwujud, karena potensi kita ada,” kata Nasir di Banda Aceh, Jumat.
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat provinsi berjulukan Tanah Rencong ini menempati posisi termiskin di Sumatera dengan jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebanyak 850 ribu orang atau 15,53 persen.
Nasir menilai gagalnya investasi sektor wisata oleh UEA di Pulau Banyak, Aceh Singkil beberapa waktu lalu, disebabkan karena masih lemah komitmen dari UEA, sehingga perlu dijajaki ulang dengan penawaran kerjasama yang baik.
Apalagi, lanjut Nasir, angka kemiskinan di Aceh juga masih tinggi, sehingga perlu usaha pemerintah untuk mengundang investasi baik domestik maupun luar negeri, untuk membuka banyak lapangan kerja di Tanah Rencong.
“Kalau dibicarakan lagi investasi itu, kan positif,” kata Nasir.
Menurut Nasir, penguatan investasi harus menjadi fokus dari Pj Gubernur Aceh, mengingat sejauh ini promosi investasi Aceh masih belum maksimal, baik investasi luar negeri maupun investasi domestik.
Apalagi selama ini pemerintah hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk memberi stimulus pergerakan ekonomi masyarakat, sedang sektor industri masih sangat minim.
“Kita harapkan kalau investasi kuat maka ikut mengurangi kemiskinan juga,” katanya.
Nasir berharap dengan gencarnya promosi investasi maka akan membuat iklim investasi di Aceh akan semakin tinggi, seiring juga tren kasus COVID-19 yang semakin menurun.
Apalagi, dunia usaha di Aceh juga masih relatif tertinggal dari daerah lain. Belum lagi aglomerasi seperti kawasan ekonomi khusus (KEK) Arun yang menjadi prioritas, namun belum mendongkrak pertumbuhan ekonomi Aceh.
“Maka selama Pj gubernur ini harapan kita bisa lebih banyak menurunkan angka kemiskinan, dan juga penguatan investasi, iklim dunia usaha, peningkatan UMKM,” katanya.
Tidak hanya sektor pariwisata, kata Nasir, perlu juga penguatan promosi investasi sektor pertanian, perikanan laut, serta produk lain yang memiliki nilai tambah.
“Kita masih kaya dengan potensi laut, bisa wisata, bisa perikanan, dan juga sumber daya alam migas di laut juga tinggi,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022