Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Aceh Tamiang melakukan uji coba menanam komoditas bawang merah di atas atap ruko menggunakan media polybag.

“Ini uji coba tanam kedua, jumlah bawang merah yang kami budidayakan sebanyak 1.500 umbi. Tahap pertama hanya 150 umbi sudah panen dan produksinya lumayan maka kami kembangkan lagi,” kata Ketua KTNA Aceh Tamiang D Yogi Syahputra di Karang Baru, Aceh Tamiang, Sabtu.

Areal budidaya bawang merah tersebut berada di lantai tiga rumah toko (Ruko) yang merupakan Kantor Sekretariat KTNA Aceh Tamiang di Jalan Medan-Banda Aceh, kawasan Karang Baru. Bertani di atas gedung ini melibatkan sejumlah pengurus KTNA. Mereka rutin  menyiram pagi dan sore secara bergantian.

Baca juga: Bupati Aceh Selatan Ajak Masyarakat Galakkan Tanam Bawang

“Seluruh bawang merah ditanam di polybag ukuran 14x17 centimeter. Saat ini usia tanam sudah masuk tiga minggu dan akan panen di usia 3 bulan 10 hari,” jelas Yogi.

Menurutnya produksi bawang tergantung pecahan umbinya. Pertumbuhan bawang merah pada media polybag/pot berbeda dengan yang langsung ditanam di tanah. Diperkirakan setiap polybag akan menghasilkan lima hingga delapan buah bawang atau seberat 1-2 ons.

“Bawang merah 1.500 polybag ini setara dengan setengah rante lahan tanah (10x10 M2). Artinya budidaya bawang merah sangat mudah bisa dilakukan di lahan sempit sama hal-nya dengan tanaman holtikultura lainnya,” katanya.

Baca juga: Pemkab Aceh Barat kembangkan bawang merah

Yogi menyebut bawang merah yang ditanam KTNA jenis benih varietas Bima Brebes dengan waktu panen rata-rata umur tiga bulan. Menariknya budidaya bawang merah asal Jawa ini dilakukan secara organik sehingga tanaman lebih sehat. Bila berhasil panen bawang akan dinikmati bersama pengurus KTNA dan selebihnya dijual untuk mengganti biaya operasional. 

Pihaknya berharap budidaya holtikultura ini dapat menjadi contoh kepada masyarakat khususnya di perkotaan yang tidak memiliki lahan luas untuk bertani.

“Jadikan perkarangan kita sebagai taman apotek hidup sehat terdapat berbagai tanaman komoditas pertanian non-kimia yang kita tanam dan petik sendiri hasilnya,” ujar Yogi.

Disamping itu KTNA Aceh Tamiang mengajak warga memanfaatkan lahan sempit atau lahan tidur untuk ditanami komunitas holtikultura yang bernilai ekonomis dalam menghadapi kondisi harga kebutuhan bahan pokok yang serba mahal saat ini.

“Setidaknya kalau kita tanam bawang merah, cabai dan sayuran sendiri untuk kebutuhan dapur tidak payah beli di pasar. Bisa dipastikan lebih sehat karena tanaman sayur organik untuk menghindari pemakaian bahan kimia berlebihan,” tukas Yogi Syahputra.

Pewarta: Dede Harison

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022