Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebut sebanyak 283 kali kejadian bencana yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh sepanjang tahun 2022, dengan total kerugian mencapai Rp149 miliar.

Kepala Pelaksana BPBA Ilyas, Selasa, mengatakan kejadian bencana itu tercatat selama periode Januari hingga Juli 2022. Kendati demikian, kejadian bencana tahun ini mengalami penurunan jumlah kejadian dibandingkan tahun sebelumnya.

“Pada periode yang sama tahun 2021 jumlah kejadian bencana mencapai 421 kali kejadian, sedangkan di tahun ini hanya 283 kali kejadian,” kata Ilyas di Banda Aceh.

Sepanjang tahun ini, Ilyas mengatakan, kebakaran pemukiman masih mendominasi bencana di Tanah Rencong yakni sebanyak 96 kali dengan total kerugian mencapai Rp52 miliar.

Selanjutnya, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebanyak 59 kali, dengan total lahan terbakar seluas 153 hektare dan kerugian mencapai Rp21 miliar, angin puting beliung sebanyak 57 kali yang merusak 382 rumah warga dengan kerugian Rp11 miliar.

Banjir luapan sebanyak 38 kali dan berdampak pada 1.671 rumah warga, satu unit sekolah, 505 hektar sawah dan tiga jembatan rusak. Kemudian banjir dan longsor sebanyak 10 kali yang merendam 32 rumah dengan kerugian Rp1,2 miliar.

Selanjutnya, banjir bandang dua kali kejadian yang merendam 104 rumah dan kerugian Rp11 miliar, abrasi sebanyak empat kali yang merusak 41 rumah dengan kerugian Rp2 miliar, serta sekali banjir rob yang merusak 121 rumah dengan kerugian Rp600 juta.

“Semua bencana ini juga berdampak pada 15 sarana pendidikan, tiga sarana kesehatan, sarana pemerintahan, sembilan sarana ibadah, serta 41 ruko, enam jembatan, 21 tanggul dan 715 meter badan jalan akibat banjir dan longsor,” katanya.

Dari semua bencana itu, lanjut dia, terdapat delapan warga meninggal dunia, empat orang luka-luka dan 202.908 jiwa dalam 61.581 kepala keluarga terdampak bencana.

“Jumlah pengungsi sebanyak 79.788 orang serta 2.598 rumah terdampak, sehingga total prakiraan kerugian dari semua bencana mencapai Rp149 miliar,” katanya.

Ilyas berharap agar ke depan dapat terwujudnya langkah pemberdayaan masyarakat yang akan fokus pada kegiatan partisipatif dalam melakukan kajian, perencanaan, pengorganisasian sebagai upaya pengurangan risiko bencana.

Selain itu, juga diharapkan ada aksi yang melibatkan berbagai pihak dalam mewujudkan masyarakat yang mampu mengelola lingkungan dan mengurangi risiko bencana serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Aceh.

Ilyas menambahkan, karhutla mengalami penurunan intensitas kejadian pada tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 77 kali kejadian, sedangkan tahun ini hanya 59 kejadian.

Begitu juga dengan banjir luapan yang mengalami penurunan menjadi 38 kali kejadian pada tahun ini, dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 57 kali kejadian.

“Kami terus berupaya agar BPBA bersama semua unsur pemerintahan dan masyarakat Aceh dalam peningkatan mitigasi bencana agar jumlah kejadian bencana dapat terus turun dari tahun ke tahun,” katanya.


 

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022