Lebih dari 80 ribu wisatawan terkurung di Kota Sanya, Provinsi Hainan, China, setelah ditemukan ratusan kasus positif baru COVID-19 varian Omicron BA5.1.3.
Wakil Wali Kota Sanya, He Shigang, kepada pers, Sabtu, menyebutkan lebih dari 80 ribu wisatawan yang terdampar itu mayoritas berada di Teluk Sanya dan Teluk Yalong, yang telah diklasifikasi sebagai zona berisiko rendah COVID-19.
Sejumlah pengelola hotel memberikan potongan tarif sewa kamar hingga 50 persen kepada para tamu karena tidak boleh meninggalkan objek wisata tropis Pulau Hainan yang berada di sebelah selatan daratan China tu.
Untuk mencegah meluasnya wabah tersebut, otoritas setempat mewajibkan orang-orang yang berada di wilayah itu melakukan tes COVID-19 selama 24 jam sekali.
Otoritas setempat bersama pelaku industri pariwisata membentuk tim khusus untuk menangani pembatalan kunjungan wisata pada liburan musim panas ini.
Operator kereta api menangguhkan jadwal perjalanan menuju Sanya.
Semua penerbangan ke luar Sanya dibatalkan, sedangkan yang menuju Sanya diperintahkan kembali ke bandara asal.
Di Hainan dilaporkan terdapat 262 kasus baru COVID-19 pada Jumat (5/8), sebanyak 229 kasus positif COVID-19 di antaranya ditemukan di Kota Sanya.
Pada Sabtu siang di Sanya ditemukan 129 kasus positif baru. Jika diakumulasi sejak Senin (1/8) di Sanya terdapat 558 kasus yang semuanya diidentifikasi oleh otoritas kesehatan setempat sebagai Omicron subvarian BA5.1.3.
Selain dikenal sebagai pulau tropis, Hainan merupakan surga belanja baru barang-barang bermerek internasional setelah otoritas China menetapkan provinsi itu sebagai kawasan bebas pajak sejak tahun 2021.
Di Sanya terdapat basis Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) yang sekarang disibukkan oleh latihan militer besar-besaran di Selat Taiwan sebagai respons atas kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 80 ribu wisatawan terdampar di Hainan setelah ditemukan varian Omicron
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Wakil Wali Kota Sanya, He Shigang, kepada pers, Sabtu, menyebutkan lebih dari 80 ribu wisatawan yang terdampar itu mayoritas berada di Teluk Sanya dan Teluk Yalong, yang telah diklasifikasi sebagai zona berisiko rendah COVID-19.
Sejumlah pengelola hotel memberikan potongan tarif sewa kamar hingga 50 persen kepada para tamu karena tidak boleh meninggalkan objek wisata tropis Pulau Hainan yang berada di sebelah selatan daratan China tu.
Untuk mencegah meluasnya wabah tersebut, otoritas setempat mewajibkan orang-orang yang berada di wilayah itu melakukan tes COVID-19 selama 24 jam sekali.
Otoritas setempat bersama pelaku industri pariwisata membentuk tim khusus untuk menangani pembatalan kunjungan wisata pada liburan musim panas ini.
Operator kereta api menangguhkan jadwal perjalanan menuju Sanya.
Semua penerbangan ke luar Sanya dibatalkan, sedangkan yang menuju Sanya diperintahkan kembali ke bandara asal.
Di Hainan dilaporkan terdapat 262 kasus baru COVID-19 pada Jumat (5/8), sebanyak 229 kasus positif COVID-19 di antaranya ditemukan di Kota Sanya.
Pada Sabtu siang di Sanya ditemukan 129 kasus positif baru. Jika diakumulasi sejak Senin (1/8) di Sanya terdapat 558 kasus yang semuanya diidentifikasi oleh otoritas kesehatan setempat sebagai Omicron subvarian BA5.1.3.
Selain dikenal sebagai pulau tropis, Hainan merupakan surga belanja baru barang-barang bermerek internasional setelah otoritas China menetapkan provinsi itu sebagai kawasan bebas pajak sejak tahun 2021.
Di Sanya terdapat basis Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) yang sekarang disibukkan oleh latihan militer besar-besaran di Selat Taiwan sebagai respons atas kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 80 ribu wisatawan terdampar di Hainan setelah ditemukan varian Omicron
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022