Ketua Dewan Dakwah Aceh, Prof Dr Muhammad AR mengajak masyarakat Aceh agar menjauhi sifat munafik, karena kemunafikan itu sangat berbahaya bagi umat Islam dan Allah  tidak pernah mengampuni dosa orang munafik.

Hal itu disampaikan Prof Muhammad dalam pengajian KWPSI yang digelar di Kantor PWI Aceh, Simpang Lima Banda Aceh, Rabu malam. Kajian tersebut mengambil tema tentang 'Bahaya Kemunafikan'.

Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Islam UIN Ar-Raniry itu menyampaikan, dalam satu hadis Rasulullah SAW bersabda, bahwasanya tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, apabila ia berbicara berdusta, apabila ia berjanji mengingkari, apabila ia dipercaya berkhianat.

"Kalau tiga tanda-tanda itu ada pada diri kita itulah dikatakan munafik," katanya.

Menurut Prof Muhammad, sifat atau tanda-tanda kemunafikan itu hanya diketahui oleh diri seseorang, orang lain tidak bisa mendeteksi kemunafikan pada diri seseorang. Akan tetapi untuk melihat kemunafikan seseorang selain dengan tiga tanda-tanda di atas hal itu bisa dilihat prilaku shalatnya.

"Tidak ada salat jamaah paling berat bagi orang munafik selain salat subuh dan isya, oleh karena itu sifat munafik ini timbul karena yang bermain adalah hati," kata Prof Muhammad sambil mengutip sabda Rasulullah SAW. 

Beliau juga mengisahkan, dulu ada seorang tokoh munafik bernama Abdullah bin Ubay bin Salul. Abdullah selalu salat berjamaah dan berdiri di belakang Rasulullah. Pada suatu hari Rasulullah mengatakan sambil menunjuk ke mata Abdullah, bahwasanya belum ada tanda-tanda Islam ada pada diri Abdullah, karena Abdullah pernah menuduh Aisyah berselingkuh. 

Abdullah dicap oleh Rasulullah sebagai tukang adu domba saat itu di kalangan orang Madinah. Abdullah pula yang menghalangi pasukan perang untuk tidak ikut berperang bersama Rasulullah. Sehingga para sahabat sepakat untuk membunuh para munafikun ini. Rupanya anak Abdullah adalah seorang seorang hamba yang ta'at. Akhirnya Rasulullah melarang sahabat dan anaknya Abdullah untuk membunuh Abdullah itu sendiri. 

Akan tetapi, lanjut Prof Muhammmad ketika Abdullah itu meninggal turunlah ayat At-Taubah yang artinya,

"(Sama saja) engkau berdoa memohon ampunan bagi mereka atau tidak memohonkan ampunan bagi mereka. Walaupun engkau memohonkan ampunan bagi mereka. Walaupun engkau memohonkan ampunan bagi mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu karena mereka ingkar (kafir) kepada Allah dan RasulNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik," kata Prof sambil mengutip ayat At-Taubah ayat 80.

Lalu ada juga ayat Al-Quran yang menyatakan perlakuan terhadap kepada orang munafik ini, yakni surat At-Taubah ayat 84 yang artinya,

"Janganlah engkau (Muhammad) melaksanakan salat untuk seseorang yang mati di antara mereka (orang-orang munafik) selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri (mendoakan) di atas kuburnya. Sesungguhya mereka ingkar kepada Allah dan RasulNya dan mereka mati dalam keadaan fasik"

"Oleh karenanya, mulai hari ini mari kita hindari sifat munafik ini, karena sifat ini sangat berbahaya sekali, baik munafik laki-laki dan munafik perempuan sama saja, mereka menyuruh kepada yang mungkar melarang kepada yang ma'ruf, itulah pekerjaan orang munafik," ujarnya.

Prof juga mengingatkan masyarakat agar senantiasa harus selalu berhati-hari terhadap sifat munafik tersebut, apalagi pada akhir zaman sekarang, karena tauhid seseorang bisa berganti, pagi Islam sorenya sudah kafir.

"Sungguh disayangkan kalau mati dalam keadaan munafik ini, dan Allah menempatkan orang-orang munafik ini pada neraka paling bawah, yakni neraka Jahannam," pungkas Prof Muhammad.

Pewarta: M Ifdhal

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022