Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pembina Aceh Tamiang mengembangkan tanaman talas beneng (Xanthosoma undipes) dengan memanfaatkan lahan kosong di perkerangan kompleks sekolah tersebut kawasan Desa Landuh, Kecamatan Rantau.
Kepala SLBN Pembina Aceh Tamiang Mutaqqin di Aceh Tamiang, Minggu, mengatakan budidaya talas beneng sudah kedua kalinya dilakukan oleh pihak SLB dengan melibatkan siswa.
Penanaman kedua pada Sabtu (3/9) turut dihadiri anggota DPRK Aceh Tamiang. Pihaknya bertekad akan terus mengembangkan lebih luas lagi kebun umbi-umbian sebangsa keladi tersebut.
“Sebagai kebun percontohan pengembangan talas beneng baru di lahan seluas 300 meter persegi, masih ada lahan kosong yang tersedia. Jumlah bibit yang akan ditanam sebanyak 3.000 batang sebagai cikal bakal pengembangbiakan komoditi ini ke depan,” kata Muttaqim.
Berdasarkan pengetahuannya manfaat talas beneng sangat banyak, sejak dari buah/umbi, batang hingga daun semua bernilai ekonomis. Bahakn hasil bahan olahnnya diekspor ke luar negeri.
“Umbi talas tidak sebatas bisa dikonsumsi, namun dapat dijadikan serbuk/tepung sebagai campuran obat-obatan di bidang medis. Daunnya diracik menjadi tembakau diminati oleh negara asing,” ujarnya.
Menurutnya ukuran umbi talas beneng kuning biasanya lebih besar di atas rata-rata jenis tanaman talas pada umunnya. Dulu, ungkap Muttaqim tanaman ini dianggap tumbuhan liar banyak ditemukan dimana saja dan hanya dijadikan pakan ternak.
Sementara SLBN Pembina Aceh Tamiang sendiri mengaku sudah pernah panen talas beneng dengan hasil maksimal. Produksi umbi talas dijual di pasar lokal dan sebagian lagi dijadikan bibit untuk ditanam kembali. Sedangkan daun talas pilihan diracik secara tradisional untuk dijadikan tembakau kualitas ekspor.
“Saat ini talas menjadi tanaman budidaya yang primadona. Dalam upaya pengembangannya kami masih butuh sarana dan prasarana teknis terutama untuk produksi dan kualitas tembakau yang dihasilkan talas beneng,” kata Mustaqin.
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua I DPRK Aceh Tamiang Fadlon yang ikut menghadiri penanaman talas beneng di SLBN Pembina mengapresiasi langkah kepala sekolah SLB sebagai pemberdayaan perekonomian baru dilingkungan sekolah maupun masyarakat sekitar melalui budidaya talas beneng.
“Ini patut kita banggakan, sungguh di luar dugaan kita yang sehat secara fisik. Meski para siswa SLB memiliki keterbatasan (difabel) namun mereka punya pemikiran untuk berbuat mendongkrak perekonomian masyarakat,” kata politisi Partai Aceh ini.
Di sisi lain, Fadlon menilai talas beneng memiliki prospek yang bagus dan diyakini akan menjadi komoditi andalan karena pangsa pasarnya jelas.
“Kita minta ini menjadi atensi SKPD terkait untuk membantu pengembangan budidaya talas beneng di Aceh Tamiang,” tegas Fadlon.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Kepala SLBN Pembina Aceh Tamiang Mutaqqin di Aceh Tamiang, Minggu, mengatakan budidaya talas beneng sudah kedua kalinya dilakukan oleh pihak SLB dengan melibatkan siswa.
Penanaman kedua pada Sabtu (3/9) turut dihadiri anggota DPRK Aceh Tamiang. Pihaknya bertekad akan terus mengembangkan lebih luas lagi kebun umbi-umbian sebangsa keladi tersebut.
“Sebagai kebun percontohan pengembangan talas beneng baru di lahan seluas 300 meter persegi, masih ada lahan kosong yang tersedia. Jumlah bibit yang akan ditanam sebanyak 3.000 batang sebagai cikal bakal pengembangbiakan komoditi ini ke depan,” kata Muttaqim.
Berdasarkan pengetahuannya manfaat talas beneng sangat banyak, sejak dari buah/umbi, batang hingga daun semua bernilai ekonomis. Bahakn hasil bahan olahnnya diekspor ke luar negeri.
“Umbi talas tidak sebatas bisa dikonsumsi, namun dapat dijadikan serbuk/tepung sebagai campuran obat-obatan di bidang medis. Daunnya diracik menjadi tembakau diminati oleh negara asing,” ujarnya.
Menurutnya ukuran umbi talas beneng kuning biasanya lebih besar di atas rata-rata jenis tanaman talas pada umunnya. Dulu, ungkap Muttaqim tanaman ini dianggap tumbuhan liar banyak ditemukan dimana saja dan hanya dijadikan pakan ternak.
Sementara SLBN Pembina Aceh Tamiang sendiri mengaku sudah pernah panen talas beneng dengan hasil maksimal. Produksi umbi talas dijual di pasar lokal dan sebagian lagi dijadikan bibit untuk ditanam kembali. Sedangkan daun talas pilihan diracik secara tradisional untuk dijadikan tembakau kualitas ekspor.
“Saat ini talas menjadi tanaman budidaya yang primadona. Dalam upaya pengembangannya kami masih butuh sarana dan prasarana teknis terutama untuk produksi dan kualitas tembakau yang dihasilkan talas beneng,” kata Mustaqin.
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua I DPRK Aceh Tamiang Fadlon yang ikut menghadiri penanaman talas beneng di SLBN Pembina mengapresiasi langkah kepala sekolah SLB sebagai pemberdayaan perekonomian baru dilingkungan sekolah maupun masyarakat sekitar melalui budidaya talas beneng.
“Ini patut kita banggakan, sungguh di luar dugaan kita yang sehat secara fisik. Meski para siswa SLB memiliki keterbatasan (difabel) namun mereka punya pemikiran untuk berbuat mendongkrak perekonomian masyarakat,” kata politisi Partai Aceh ini.
Di sisi lain, Fadlon menilai talas beneng memiliki prospek yang bagus dan diyakini akan menjadi komoditi andalan karena pangsa pasarnya jelas.
“Kita minta ini menjadi atensi SKPD terkait untuk membantu pengembangan budidaya talas beneng di Aceh Tamiang,” tegas Fadlon.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022