Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Aceh Timur menyebutkan keuntungan produksi pisang salai di daerah itu berkisar Rp15 juta hingga Rp20 juta per bulan.

Sekretaris Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Aceh Timur, Zuhra, di Aceh Timur, Senin, mengatakan sentral produksi pisang salai tersebut terdapat di Kecamatan Pante Bidari.

"Dulu dapur produksi pisang salai di Aceh Timur mencapai 50 an, tapi sekarang hanya tinggal 20, karena pengrajin susah mendapatkan bahan baku untuk mengolah menjadi pisang salai," kata Zuhra.

Meskipun demikian, pihaknya konsisten untuk mengembangkan pisang salai. Apalagi, pisang salai di Aceh Timur telah tercatat di inventarisasi negara sebagai hak kekayaan intelektual komunal.

Zuhra mengakui pihaknya akan mengembangkan pisang salai dengan cara menggandeng para perajin untuk mengolah pisang salai dengan berbagai macam kreasi.

Karena, saat ini pisang salai yang dijual masyarakat hanya pisang salai basah dan pisang salai goreng. Maka dari itu Dinas Perdagangan terus menggadeng pengrajin untuk mengolah pisang salai berbagai kreasi seperti banana desert, krocket salai, bolu mentega pisang salai.

Kemudian pisang salai putro mano, naget pisang salai, timphan salai isi srikaya, puding pisang salai lapis moca dan lava pisang salai.

"Semua kreasi itu sudah pernah dikembangkan di festival kuliner. Makanya sekarang kami fokus di bidang kreasi, agar nantinya semua kreasi pisang salai bisa dipamerkan di setiap pameran," kata Zuhra.
 

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022