Kejaksaan Negeri Sabang dan Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD) setempat bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Sabang melaksanakan Adhyaksa peduli stunting, dalam upaya menekan prevalensi stunting pada anak.
Kepala Kejaksaan Negeri Sabang Choirun Parapat, Rabu, mengatakan kegiatan itu merupakan bentuk dukungan mereka terhadap program penanganan stunting di Aceh yang secara masif sudah terlaksana.
"Ini juga bentuk kepedulian kami bersama IAD Sabang untuk turut berpartisipasi mencegah dan membantu penanganan masalah stunting di Kota Sabang," kata Choirun dalam kegiatan yang berlangsung di Posyandu Cempala, Gampong Balohan, Kota Sabang, Rabu.
Ia menjelaskan kegiatan itu merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap penanganan stunting. Dalam acara itu, pihaknya memberikan obat-obatan kepada balita di posyandu, penimbangan dan pengukuran berat badan anak, pemeriksaan kehamilan, pemberian imunisasi, dan edukasi Yankestrad.
"Selain itu, Ketua IAD Sabang Cherdina C Parapat beserta pengurus IAD Sabang juga turut memberikan bantuan makanan tambahan kepada balita," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Sabang Edi Suharto mengatakan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kata dia, kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia dua tahun.
Edi menyebut data per Agustus 2022, terdapat 411 anak di Kota Sabang yang mengalami stunting, tersebar di tiga kecamatan di Sabang. Angka ini juga menempati posisi keempat terendah di Aceh.
"Untuk itu, kami mengucapkan apresiasi dan terima kasih atas kepedulian Kejaksaan Negeri Sabang yang ikut berpartisipasi membantu pencegahan stunting di Kota Sabang melalui kegiatan ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Kepala Kejaksaan Negeri Sabang Choirun Parapat, Rabu, mengatakan kegiatan itu merupakan bentuk dukungan mereka terhadap program penanganan stunting di Aceh yang secara masif sudah terlaksana.
"Ini juga bentuk kepedulian kami bersama IAD Sabang untuk turut berpartisipasi mencegah dan membantu penanganan masalah stunting di Kota Sabang," kata Choirun dalam kegiatan yang berlangsung di Posyandu Cempala, Gampong Balohan, Kota Sabang, Rabu.
Ia menjelaskan kegiatan itu merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap penanganan stunting. Dalam acara itu, pihaknya memberikan obat-obatan kepada balita di posyandu, penimbangan dan pengukuran berat badan anak, pemeriksaan kehamilan, pemberian imunisasi, dan edukasi Yankestrad.
"Selain itu, Ketua IAD Sabang Cherdina C Parapat beserta pengurus IAD Sabang juga turut memberikan bantuan makanan tambahan kepada balita," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Sabang Edi Suharto mengatakan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kata dia, kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia dua tahun.
Edi menyebut data per Agustus 2022, terdapat 411 anak di Kota Sabang yang mengalami stunting, tersebar di tiga kecamatan di Sabang. Angka ini juga menempati posisi keempat terendah di Aceh.
"Untuk itu, kami mengucapkan apresiasi dan terima kasih atas kepedulian Kejaksaan Negeri Sabang yang ikut berpartisipasi membantu pencegahan stunting di Kota Sabang melalui kegiatan ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022