Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Provinsi Aceh membutuhkan pusat pelayanan radio onkologi guna melakukan penyinaran untuk penderita tumor di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.

"Aceh belum memiliki pusat pelayanan radio onkologi, sehingga para penderita tumor terpaksa harus ke provinsi tentangga yakni Sumatera Utara untuk melakukan penyinaran tumor sebagai salah satu proses penyembuhan," kata Direktur, Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Provinsi Aceh, dr Fachrul Jamal di Banda Aceh, Senin.

Ia menjelaskan pihaknya sudah merancang pembangunan pusat layanan radio onkologi tersebut, namun pembangunannya masih belum bisa terlaksana sebab DPR Aceh belum menyetujui pinjaman dari Jerman.

"Pinjaman luar negeri dari Jerman tersebut tidak hanya diperuntukkan untuk membangun tiga rumah sakit regional di Aceh, tapi juga termasuk pembangunan pusat layanan radio onkologi di RSUZA," katanya.

Menurut dia, ketersediaan pusat layanan tersebut sangat diperlukan oleh masyarakat di provinsi ujung paling barat Indonesai itu sebab selama ini ada sekitar 50 sampai 60 pasien penderita tumor setiap bulannya harus ke rumah sakit di Sumatera Utara guna menjalani penyinaran tumor.

"Artinya, DPR Aceh perlu segera menyetujui peminjaman uang tersebut yang nantinya dapat dibayar melaui APBA, sebab jika tidak dibangun pusat layanan tersebut sama dengan membiarkan masyarakat tidak terlayani paripurna," kata orang nomor satu di rumah sakit milik Pemerintah Aceh tersebut.

Ia mengatakan peminjaman uang luar negeri tersebut telah lama dirintis untuk pembangunan rumah sakit dan saat ini sudah mendapat persetujuan dari Jerman, namun belum bisa ditindaklanjuti mengingat belum adanya persetujuan DPR Aceh.

Fachrul Jamal menjelaskan untuk pengobatan tumor dapat dilakukan dengan tiga tahap yakni operasi, kemoterapi dan penyinaran dengan menggunakan sinar radio aktif.

Pihaknya berharap DPR Aceh dapat segera menyetujui sehingga pusat layanan radio onkologi yang akan dibangun di kawasan rumah sakit lama RSUZA dapat segera dilakukan dan dapat melayani masyarakat di Tanah Rencong.

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016