Lomba baca kitab kuning di Aceh Utara

Lhoksukon (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh menggelar lomba baca kitab kuning untuk tingkat Tsanawiyah dan Aliyah se-Aceh Utara yang berakhir, Jumat.

Perlombaan yang diselenggarakan Dinas Syariat Islam (DSI) Kabupaten Aceh Utara tersebut, berhasil memilih dua juara untuk tiap tingkat, di mana Sarayulis Idris terpilih menjadi juara pertama tingkat Tsnawiyah dan M Syibran Malasi saat keluar sebagai juara pertama pada tingkat Aliyah.

Kepala DSI Aceh Utara H. Usman, S.Ag,. M.Pd, melalui Kabid Bina Hukum Syariat Islam dan Pendidikan Dayah Juairiah mengatakan, untuk tingkat Aliyah diikuti 27 peserta, sementara tingkat Tsanawiyah 30 peserta.

Dikatakan Juairiah, untuk tingkat Tsanawiyah, kegiatan lomba itu digelar di Aula MPU Aceh Utara , sedangkan tingkat Aliyah dilangsungkan di Aula IPHI Aceh Utara.

Materi penilaian dalam perlombaan baca kitab kuning ini ada empat, yang pertama soal baris, kemudian makna, selanjutnya surah dan terkahir isykal atau tanya jawab. Sedangkan sebagai ketua dewan hakim adalah Ketua MPU Aceh Utara Teungku  H. Mustafa Ahmad.

Juairiah merincikan, pemenang pertama tingkat Tsanawiyah jatuh kepada M. Syibran Malasi, kemudian juara ke dua kepada Muhammad Habibullah, dua pemuda itu merupakan utusan Dayah (pesantren) Madinatuddiniyah Darul Huda, Paloh Gadeng, Kecamatan Dewantara. Sementara juara tiga jatuh kepada Amrizal, utusan Dayah Darul Huda, Lueng Angen, Kecamatan Langkahan.

Sedangkan untuk tingkat Aliyah, juara pertama dimenangkan Sarayulis Idris, dan juara kedua Muhammad Ibnu Mubarak, ke duanya utusan Dayah Darul Huda, Lueng Angen, Kecamatan Langkahan. Juara tiga didapatkan Muhammad Faisal, Dayah Babussalam, Kecamatan Matangkuli.

Perlombaan itu, sebut Juairiah, merupakan dalam rangka implementasi qanun nomor 11 tahun 2002 tentang akidah, ibadah dan syiar Islam, juga untuk mencetak generasi muda penerus bangsa dan agama yang Islami.

Adanya perlombaan seperti itu diharapkan dapat termotivasi generasi muda, tidak hanya di kalangan dayah saja, melainkan seluruh pemuda Aceh Utara.