Tokoh lintas agama di Provinsi Aceh bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendeklarasikan kesiapsiagaan nasional dalam rangka mencegah paham radikalisme dan terorisme di daerah paling barat Indonesia itu.
"Deklarasi ini diharapkan bisa mengingatkan kita semua harus jauh dari karakter atau ideologi terorisme," kata Kepala BNPT Pusat Komjen Pol Boy Rafli Amar, di Banda Aceh, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan Komjen Pol Boy Rafli Amar usai mendampingi deklarasi kesiapsiagaan nasional oleh tokoh lintas agama Aceh, di Banda Aceh.
Deklarasi kesiapsiagaan tersebut dilakukan tokoh mewakili agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha, serta tokoh adat Aceh, mereka juga menandatangani petisi kesepakatan deklarasi tersebut.
Adapun lima poin deklarasi kesiapsiagaan nasional tersebut yakni setia kepada pancasila dan undang-undang dasar negara kesatuan republik Indonesia 1945, menjunjung tinggi kebhinekaan.
Kemudian, bersinergi menolak intoleransi dan radikal terorisme, mendukung kesiapsiagaan nasional dalam mengantisipasi ancaman terorisme, serta siap mewujudkan Indonesia damai.
Komjen Pol Boy berharap, dengan deklarasi tersebut terjadinya pemeliharaan suasana aman dan damai senantiasa dalam hati, serta terwujudnya cara berpikir dan tindakan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Jadi kita tidak ingin tiba-tiba terdampak adanya sebuah perilaku, karakter kekerasan yang dianggap menjadi sesuatu hal biasa di tengah masyarakat kita," ujarnya.
Boy menyampaikan, terkait terorisme pihaknya tidak melihat besar atau kecil sebuah ancaman itu, tetapi bagaimana terus menyiapkan langkah mitigasi supaya masyarakat terus bangkit bersama dan selalu mewaspadai ancaman terorisme.
"Kita berhati-hati, dan kita semua memiliki kesadaran bahwa ancaman terorisme bisa kapan saja terjadi, dan menimpa siapa saja," katanya.
Dirinya menambahkan, deklarasi kesiapsiagaan nasional ini menjadi sebuah langkah mitigasi agar masyarakat memiliki daya cegah dan tangkal dalam mengantisipasi penyebarluasan ideologi terorisme, karena itu sangat jauh dari karakter keindonesiaan.
"Karena karakter kita adalah bertoleransi, saling hormat menghormati, menghargai, saling tolong menolong, gotong royong. Dan mereka (terorisme) tidak seperti itu," demikian Komjen Pol Boy Rafli Amar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Deklarasi ini diharapkan bisa mengingatkan kita semua harus jauh dari karakter atau ideologi terorisme," kata Kepala BNPT Pusat Komjen Pol Boy Rafli Amar, di Banda Aceh, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan Komjen Pol Boy Rafli Amar usai mendampingi deklarasi kesiapsiagaan nasional oleh tokoh lintas agama Aceh, di Banda Aceh.
Deklarasi kesiapsiagaan tersebut dilakukan tokoh mewakili agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha, serta tokoh adat Aceh, mereka juga menandatangani petisi kesepakatan deklarasi tersebut.
Adapun lima poin deklarasi kesiapsiagaan nasional tersebut yakni setia kepada pancasila dan undang-undang dasar negara kesatuan republik Indonesia 1945, menjunjung tinggi kebhinekaan.
Kemudian, bersinergi menolak intoleransi dan radikal terorisme, mendukung kesiapsiagaan nasional dalam mengantisipasi ancaman terorisme, serta siap mewujudkan Indonesia damai.
Komjen Pol Boy berharap, dengan deklarasi tersebut terjadinya pemeliharaan suasana aman dan damai senantiasa dalam hati, serta terwujudnya cara berpikir dan tindakan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Jadi kita tidak ingin tiba-tiba terdampak adanya sebuah perilaku, karakter kekerasan yang dianggap menjadi sesuatu hal biasa di tengah masyarakat kita," ujarnya.
Boy menyampaikan, terkait terorisme pihaknya tidak melihat besar atau kecil sebuah ancaman itu, tetapi bagaimana terus menyiapkan langkah mitigasi supaya masyarakat terus bangkit bersama dan selalu mewaspadai ancaman terorisme.
"Kita berhati-hati, dan kita semua memiliki kesadaran bahwa ancaman terorisme bisa kapan saja terjadi, dan menimpa siapa saja," katanya.
Dirinya menambahkan, deklarasi kesiapsiagaan nasional ini menjadi sebuah langkah mitigasi agar masyarakat memiliki daya cegah dan tangkal dalam mengantisipasi penyebarluasan ideologi terorisme, karena itu sangat jauh dari karakter keindonesiaan.
"Karena karakter kita adalah bertoleransi, saling hormat menghormati, menghargai, saling tolong menolong, gotong royong. Dan mereka (terorisme) tidak seperti itu," demikian Komjen Pol Boy Rafli Amar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022