Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Achmad Marzuki mengajak masyarakat dalam momentum peringatan 18 tahun tsunami ini untuk terus memperkuat persatuan untuk membangun daerah lebih baik.
"Saya berpesan momentum tsunami (peringatan) dapat memperkuat persatuan dan kesatuan kita membangun Aceh lebih maju ke depan," kata Achmad Marzuki di Banda Aceh, Senin.
Hal itu disampaikan Achmad Marzuki dalam sambutannya pada peringatan 18 tahun tsunami yang dipusatkan di kuburan massal korban tsunami di Siron, Kabupaten Aceh Besar.
Achmad Marzuki menyampaikan setiap permasalahan dapat diselesaikan jika semuanya bersatu padu untuk menyelesaikannya. Karena nya membangun Aceh juga harus dijalankan bersama tanpa melihat asal, suku, kebangsaan.
"Saat situasi sulit seperti apa pun, kita harus terus maju untuk membangun, karena apa pun yang kita lakukan akan kelak akan dicatat menjadi amal ibadah," ujarnya.
Marzuki menyampaikan, dirinya sendiri sudah beberapa kali menghadapi musibah bencana. Pertama, sebelum Aceh dilanda tsunami ia bersama keluarga juga sempat berfoto di Jembatan Ulee Lheue Banda Aceh yang lama.
Kemudian, tidak lama setelah itu ia pindah tugas ke Wamena, dan terdengar Aceh sedang dilanda musibah besar tsunami. Kembali dari Wamena, bencana berapi di Bantul, lalu likuifaksi di Palu.
"Di situlah lah bagaimana situasi sulitnya kehidupan masyarakat pada setiap bencana, dapat terasakan betul," katanya.
Dirinya menambahkan, saat Aceh dilanda musibah tsunami dulu, begitu banyak orang yang memberikan kepeduliannya baik itu masyarakat dan pemerintah di nusantara maupun dunia internasional.
"Saudara kita, pemerintah, dan masyarakat berbagai suku bangsa, di nusantara, termasuk komunitas internasional, turun tangan meringankan beban kita 18 tahun silam," demikian Achmad Marzuki.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Saya berpesan momentum tsunami (peringatan) dapat memperkuat persatuan dan kesatuan kita membangun Aceh lebih maju ke depan," kata Achmad Marzuki di Banda Aceh, Senin.
Hal itu disampaikan Achmad Marzuki dalam sambutannya pada peringatan 18 tahun tsunami yang dipusatkan di kuburan massal korban tsunami di Siron, Kabupaten Aceh Besar.
Achmad Marzuki menyampaikan setiap permasalahan dapat diselesaikan jika semuanya bersatu padu untuk menyelesaikannya. Karena nya membangun Aceh juga harus dijalankan bersama tanpa melihat asal, suku, kebangsaan.
"Saat situasi sulit seperti apa pun, kita harus terus maju untuk membangun, karena apa pun yang kita lakukan akan kelak akan dicatat menjadi amal ibadah," ujarnya.
Marzuki menyampaikan, dirinya sendiri sudah beberapa kali menghadapi musibah bencana. Pertama, sebelum Aceh dilanda tsunami ia bersama keluarga juga sempat berfoto di Jembatan Ulee Lheue Banda Aceh yang lama.
Kemudian, tidak lama setelah itu ia pindah tugas ke Wamena, dan terdengar Aceh sedang dilanda musibah besar tsunami. Kembali dari Wamena, bencana berapi di Bantul, lalu likuifaksi di Palu.
"Di situlah lah bagaimana situasi sulitnya kehidupan masyarakat pada setiap bencana, dapat terasakan betul," katanya.
Dirinya menambahkan, saat Aceh dilanda musibah tsunami dulu, begitu banyak orang yang memberikan kepeduliannya baik itu masyarakat dan pemerintah di nusantara maupun dunia internasional.
"Saudara kita, pemerintah, dan masyarakat berbagai suku bangsa, di nusantara, termasuk komunitas internasional, turun tangan meringankan beban kita 18 tahun silam," demikian Achmad Marzuki.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022