Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal 2023 bergerak menguat seiring meningkatnya Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia
Rupiah pagi ini menguat 78 poin atau 0,5 persen ke posisi Rp15.495 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.573 per dolar AS.
"Pengumuman Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang disebutkan mengalami peningkatan dari periode sebelumnya mendorong penguatan rupiah," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Senin.
PMI Manufaktur adalah indeks yang mengukur pertumbuhan industri manufaktur suatu negara. Jika nilainya di atas 50, maka industri manufaktur mengalami ekspansi.
PMI Manufaktur indonesia pada Desember 2022 tercatat pada level 50,9, sedangkan pada sebelumnya ada di level 50,3 yang artinya pertumbuhan industri manufaktur Indonesia mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya.
Hal itu berbanding terbalik dengan PMI Manufaktur AS yang justru berada di level 46,2 yang berarti industri manufaktur AS mengalami kontraksi.
Sentimen lain yang memberi pengaruh terhadap dolar adalah kekhawatiran terhadap penyebaran virus COVID-19 seiring dengan dilonggarkannya kebijakan karantina oleh China.
"Sehingga wisatawan dapat mulai kembali masuk dan keluar dari China yang beberapa waktu lalu sempat kembali mengalami krisis terkait dengan penyebaran COVID," ujar Revandra.
Revandra memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat ke arah Rp15.500 per dolar AS dengan potensi pelemahan Rp15.650 per dolar AS.
Sementara itu Tim Riset Monex Investindo Futures menilai dolar AS diproyeksikan melemah dipicu oleh ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih lambat dari Federal Reserve (Fed) pada masa depan
Namun kenaikan dapat terbatas dibalik kekhawatiran pasar terhadap memburuknya ketegangan antara Rusia dengan Ukraina.
Pada Jumat (30/12) lalu rupiah menguat 85 poin atau 0,54 persen ke posisi Rp15.573 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.658 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Rupiah pagi ini menguat 78 poin atau 0,5 persen ke posisi Rp15.495 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.573 per dolar AS.
"Pengumuman Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang disebutkan mengalami peningkatan dari periode sebelumnya mendorong penguatan rupiah," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Senin.
PMI Manufaktur adalah indeks yang mengukur pertumbuhan industri manufaktur suatu negara. Jika nilainya di atas 50, maka industri manufaktur mengalami ekspansi.
PMI Manufaktur indonesia pada Desember 2022 tercatat pada level 50,9, sedangkan pada sebelumnya ada di level 50,3 yang artinya pertumbuhan industri manufaktur Indonesia mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya.
Hal itu berbanding terbalik dengan PMI Manufaktur AS yang justru berada di level 46,2 yang berarti industri manufaktur AS mengalami kontraksi.
Sentimen lain yang memberi pengaruh terhadap dolar adalah kekhawatiran terhadap penyebaran virus COVID-19 seiring dengan dilonggarkannya kebijakan karantina oleh China.
"Sehingga wisatawan dapat mulai kembali masuk dan keluar dari China yang beberapa waktu lalu sempat kembali mengalami krisis terkait dengan penyebaran COVID," ujar Revandra.
Revandra memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat ke arah Rp15.500 per dolar AS dengan potensi pelemahan Rp15.650 per dolar AS.
Sementara itu Tim Riset Monex Investindo Futures menilai dolar AS diproyeksikan melemah dipicu oleh ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih lambat dari Federal Reserve (Fed) pada masa depan
Namun kenaikan dapat terbatas dibalik kekhawatiran pasar terhadap memburuknya ketegangan antara Rusia dengan Ukraina.
Pada Jumat (30/12) lalu rupiah menguat 85 poin atau 0,54 persen ke posisi Rp15.573 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.658 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023