Meulaboh (ANTARA Aceh) - Manager PT PLN (Persero) Area Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh Redi Zusanto, mengatakan, rasio elektrifikasi masyarakat di empat kabupaten wilayah kerjanya telah mencapai 98 persen.
"Secara umum untuk rasio elektrifikasi PLN Area Meulaboh sudah 98 persen, sudah berlistrik semua, walaupun demikian kita terus mencoba untuk 100 persen. itu adalah tantangan kita pada 2017 sudah teraliri listrik semua," katanya di Meulaboh, Kamis.
Pernyataan itu menyikapi Hari Listrik Nasional (HLN) 27 Oktober 2016 terkait peran PT PLN Area Meulaboh terhadap pemenuhan hak seluruh rayat Indonesia di wilayah kerjanya untuk mendapatkan pelayanan listrik sesuai amanat konstitusi Undang-Undang RI.
Redi merincikan, rasio elektrifikasi untuk Kabupaten Aceh Barat terlampoi 103,9 persen, Kabupaten Aceh Jaya 109 persen, Kabupaten Nagan Raya 98,6 persen dan Kabupaten Simeulue 93,6 persen dengan total 145.687 jumlah pelanggan hingga Juni 2016.
Terhadap penyediaan energi sebutnya, wilayah kerja PT PLN Area Meulaboh saat ini merupakan suplayer untuk listrik di Provinsi Aceh, sebab di area itu terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya dan PLTU Media Group.
"Beban kita suplai listrik adalah 39 Mw, termasuk yang di Simeulue 6 Mw dan itu tertampung semua oleh produksi PLTU Nagan dan PLTU Media Group. Malah selama ini sisa dari sini kita suplai ke luar, seperti Sigli bahkan sampai ke Banda Aceh," sebutnya.
Lebih lanjut dijelaskan, ada dua kondisi berbeda terhadap suplai listrik kepada konsumennya, untuk Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya cenderung lebih baik dan memadai karena tersedia pembangkit serta transmisi yang maksimal.
Akan tetapi untuk wilayah Kabupaten Aceh Jaya dan Simeulue di kepulauan terluar Aceh masih belum sebanding sebab belum tersedia transmisi, sehingga apabila ada ngangguan jaringan atau tiang listrik maka bisa dikatakan relatif lebih sering padam.
Sementara dalam table pengusahaan sampai dengan Juni 2016 untuk jumlah mesin dimiliki PT PLN Area Meulaboh adalah 36 unit, daya mampu 48 Mw, beban puncak 43 Mw, gardu 1.393 buah, penjualan Rp84 miliar, beban usaha 203 miliar dan kosumen 145.687 pelangan dan pegawai 152 orang.
"Kami mengatasinya itu sebelum beroperasi transmisi atau Sutete, kami mengantisipasi terjadi pemadaman karena ngangguan jaringan. Seperti pembersihan pohon-pohon dekat jaringan secara rutin, itu kami butuh bantuan masyarakat dalam hal ini," imbuhnya.
Lanjut Redi, untuk acara seremonial momentum Hari Listrik Nasional ke-71, mereka laksanakan pada 30-31 Oktober 2016 dengan agenda berupa upacara dan jalan santai dengan mengundang stekholder pada wilayah kerjanya.
Terhadap peran dan tanggungjawab sosia mereka selalu dilakukan sesuai kemampuan keuangan dan persetujuan dari pemimpin atasan, baik itu penyantunan terhadap anak yatim, pembangunan rumah ibadah serta peningkatan kesejahteraan keluarga pegawai.
"HLN ini sebenarnya bukan punya PLN, tapi milik seluruh rakyat Indonesia, sesuai dengan moto tahun ini "Kerja nyata untuk untuk negeri", kami berkomitmen semaksimal mungkin melayani pelangan dan mengurangi pemadaman," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016