Pemerintah Kota (Pemkot) Lhokseumawe melalui Dinas Kesehatan terus berupaya menekan angka kematian pada ibu dan anak melalui deteksi dini dengan pemenuhan Ultrasonografi atau USG di puskesmas-puskesmas di daerah itu. 

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Cut Fitri Yani di Lhokseumawe, Sabtu, mengatakan bahwa pihaknya rutin melakukan edukasi-edukasi dan meminta kepada ibu hamil untuk rutin memeriksakan kandungannya ke puskesmas-puskesmas terdekat.

"Saat ini di puskesmas-puskesmas di Kota Lhokseumawe sudah menyediakan USG untuk mendeteksi dini secara teratur selama kehamilan guna menentukan status kesehatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan. Hal ini dilakukan guna menekan angka kematian ibu dan anak," katanya. 

Baca juga: Bayi perempuan ditemukan terlantar di jembatan Pango Banda Aceh, kondisinya sehat


Dikatakan Cut Fitri Yani, sepanjang tahun 2023 atau semester pertama, pihaknya menemukan 22 kasus kematian ibu dan anak yang disebabkan berbagai faktor. 
 
"Sejak Januari hingga Juni 2023, Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe mencatat ada tiga kasus kematian ibu dan 19 kasus kematian anak. Namun angka ini sangat memungkinkan bertambah, mengingat masih dalam semester pertama," katanya. 


 

Cut Fitri Yani menyebutkan, untuk tahun 2022 tercatat tiga kasus kematian ibu dan 23 kasus kematian anak, sementara pada tahun 2021 tercatat 14 kasus kematian ibu dan 16 kasus kematian anak. 

"Kasus kematian ibu dan kematian anak pada tahun 2021 sangat tinggi yang diakibatkan karena pandemi COVID-19 melanda Indonesia, termasuk di Lhokseumawe," katanya.

Ia menjelaskan, penyebab kematian ibu salah satunya terjadi karena pre eklamsi, yang ditandai dengan hipertensi, protein urine tinggi, bahkan kejang yang terjadi selama kehamilan atau saat setelah melahirkan." katanya.

Pihaknya juga rutin melakukan edukasi-edukasi melalui kegiatan posyandu dan kelompok kelas ibu serta menganjurkan kepada ibu hamil untuk rutin memeriksakan kehamilannya ke posyandu dan puskesmas terdekat.


Baca juga: Soal revisi qanun Jinayat, DPRA temui Sekjen Kemendagri

Apalagi, lanjut dia, saat ini puskesmas di Kota Lhokseumawe telah menyediakan USG dengan tenaga dokter terlatih dan dilakukan pemeriksaan secara gratis. 

"Dengan memeriksakan kehamilan secara rutin dan teratur, harapannya dapat mendeteksi secara dini semua faktor risiko dan dapat dilakukan intervensi secara cepat dan tepat," katanya.

Cut Fitri menambahkan, jumlah kasus kematian pada bayi tertinggi terjadi akibat berat badan lahir rendah (BBLR) atau BB di bawah 2.500 gram, yang rentan terkena infeksi maupun penyakit lainnya.

Anak yang lahir dengan berat badan rendah, juga berpotensi menyebabkan keterlambatan pertumbuhan maupun perkembangan anak apabila tidak diatasi dengan baik.

"Kami akan terus melakukan upaya deteksi secara dini mulai pendataan ibu hamil dan memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) awal kehamilan pada ibu hamil agar dapat mencegah terjadinya kematian ibu dan anak di Kota Lhokseumawe," ujarnya.


Baca juga: Gerakan ibu mencari keadilan sebut Aceh darurat kekerasan seksual

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023