Bank Indonesia Provinsi Aceh menyebut selama Festival Meseuraya 2023 yang digelar di Kota Banda Aceh, tercatat adanya komitmen bisnis (business matching) pembiayaan untuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Aceh dengan nilai mencapai Rp8,6 miliar.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Rony Widijarto, Minggu (16/7) malam, mengatakan business matching pembiayaan itu tercipta antara pelaku UMKM di Aceh dan empat perbankan yakni Bank Aceh Syariah, Bank Syariah Indonesia (BSI), BPTPN Syariah dan Bukopin Syariah.
“Alhamdulillah partisipasi perbankan syariah di Aceh selama acara ini, itu ada business matching pembiayaan bagi pelaku UMKM dengan nilai total Rp8,6 miliar berasal Bank Aceh Syariah, BSI, BTPN Syariah dan Bukopin Syariah,” kata Rony di Banda Aceh.
Baca juga: Bank Indonesia perkenalkan produk UMKM Aceh lewat Festival Meseuraya, patut diapresiasi
Bank Indonesia menggelar Festival Meseuraya 2023 dalam rangka memperluas jangkauan pasar berbagai produk kerajinan, fesyen, hingga kuliner dari sektor UMKM di Aceh, dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah Tanah Rencong itu.
Meseuraya Festival juga berkolaborasi dengan Aceh Culinery Festival, yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh. Acara ini menyediakan 72 gerai UMKM di Meseuraya Festival dan 11 UMKM nusantara di Aceh Culinery Festival.
Ia menjelaskan, Festival Meseuraya merupakan upaya Bank Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh melalui karya kreatif Aceh yang menunjang gerakan bangga buatan Indonesia, sekaligus sebagai rangkaian Road to Festival Ekonomi Syariah dan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI).
Baca juga: Pemerintah Aceh minta pelaku UMKM perluas akses pasar ke kancah nasional
Berlangsung selama tiga hari, lanjut Rony, Meseuraya Festival berhasil mencatat total omzet UMKM sekitar Rp800 juta, melalui transaksi secara digital menggunakan QRIS. Dengan pengunjung yang hadir hingga Minggu, sore, sekitar 7.500 orang.
Artinya, menurut Rony, animo masyarakat sangat tinggi, dan hal tersebut menjadi kesempatan bagaimana untuk mendukung UMKM agar terus berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di provinsi paling barat Indonesia itu.
“Ini juga cukup membanggakan dan memberikan rasa optimis kita. Selama kegiatan berlangsung sudah mencapai omzet penjualan Rp800 juta dan masih terus berjalan, ini di Meseuraya Festival saja, belum lagi di Aceh Culinary Festival,” ujarnya.
Selain itu, Rony menambahkan, dalam Meseuraya Festival dan Aceh Culinray Festival juga tercatat kesepakatan kerja sama yang sedang berjalan yaitu proses sertifikasi halal para UMKM di Aceh. Hal ini adalah kerja sama antara Majelis Pemusyawaratan Ulama (MPU) Aceh dan Kanwil Kemenag Aceh.
“Saat ini sudah realisasi pengajuan sertifikasi halal sebanyak 5.491 UMKM di Aceh,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Rony Widijarto, Minggu (16/7) malam, mengatakan business matching pembiayaan itu tercipta antara pelaku UMKM di Aceh dan empat perbankan yakni Bank Aceh Syariah, Bank Syariah Indonesia (BSI), BPTPN Syariah dan Bukopin Syariah.
“Alhamdulillah partisipasi perbankan syariah di Aceh selama acara ini, itu ada business matching pembiayaan bagi pelaku UMKM dengan nilai total Rp8,6 miliar berasal Bank Aceh Syariah, BSI, BTPN Syariah dan Bukopin Syariah,” kata Rony di Banda Aceh.
Baca juga: Bank Indonesia perkenalkan produk UMKM Aceh lewat Festival Meseuraya, patut diapresiasi
Bank Indonesia menggelar Festival Meseuraya 2023 dalam rangka memperluas jangkauan pasar berbagai produk kerajinan, fesyen, hingga kuliner dari sektor UMKM di Aceh, dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah Tanah Rencong itu.
Meseuraya Festival juga berkolaborasi dengan Aceh Culinery Festival, yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh. Acara ini menyediakan 72 gerai UMKM di Meseuraya Festival dan 11 UMKM nusantara di Aceh Culinery Festival.
Ia menjelaskan, Festival Meseuraya merupakan upaya Bank Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh melalui karya kreatif Aceh yang menunjang gerakan bangga buatan Indonesia, sekaligus sebagai rangkaian Road to Festival Ekonomi Syariah dan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI).
Baca juga: Pemerintah Aceh minta pelaku UMKM perluas akses pasar ke kancah nasional
Berlangsung selama tiga hari, lanjut Rony, Meseuraya Festival berhasil mencatat total omzet UMKM sekitar Rp800 juta, melalui transaksi secara digital menggunakan QRIS. Dengan pengunjung yang hadir hingga Minggu, sore, sekitar 7.500 orang.
Artinya, menurut Rony, animo masyarakat sangat tinggi, dan hal tersebut menjadi kesempatan bagaimana untuk mendukung UMKM agar terus berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di provinsi paling barat Indonesia itu.
“Ini juga cukup membanggakan dan memberikan rasa optimis kita. Selama kegiatan berlangsung sudah mencapai omzet penjualan Rp800 juta dan masih terus berjalan, ini di Meseuraya Festival saja, belum lagi di Aceh Culinary Festival,” ujarnya.
Selain itu, Rony menambahkan, dalam Meseuraya Festival dan Aceh Culinray Festival juga tercatat kesepakatan kerja sama yang sedang berjalan yaitu proses sertifikasi halal para UMKM di Aceh. Hal ini adalah kerja sama antara Majelis Pemusyawaratan Ulama (MPU) Aceh dan Kanwil Kemenag Aceh.
“Saat ini sudah realisasi pengajuan sertifikasi halal sebanyak 5.491 UMKM di Aceh,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023