Pemerintah Kabupaten Aceh Timur bersama sejumlah pihak berkomitmen meningkatkan produksi sawit melalui intensifikasi sebesar 30 persen dalam lima tahun ke depan dihitung dari tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan per hektare per tahun.

“Selain sebagai bentuk komitmen, secara faktual Kabupaten Aceh Timur sendiri memiliki kebutuhan untuk menapaki model pendekatan pembangunan hijau,” kata Pj Bupati Aceh Timur Mahyuddin di Aceh Timur, Rabu.

Hal tersebut disampaikan Mahyuddin pada penandatanganan nota kesepahaman produksi, proteksi dan inklusi (PPI) Compact bersatu dalam komitmen, bersama dalam kerja menuju Aceh Timur yang berkelanjutan.

Ia mengatakan situasi dan tantangan serta kebutuhan yang muncul berkaitan dengan produksi berbagai komoditas andalan Aceh Timur maupun persoalan terkait proteksi menuntut komitmen menyeluruh yang melibatkan berbagai pihak untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

“Pelembagaan PPI Compact di Kabupaten Aceh Timur telah melewati sejumlah tahapan kerja. Setelah peluncuran program ini pada Februari 2023, serangkaian diskusi informal telah dilakukan bersama sejumlah pemangku kepentingan guna memetakan persoalan dan kebutuhan terkait PPI di Aceh Timur,” katanya.

Diskusi tersebut dilengkapi dengan pemetaan pemangku kepentinangn dan gambaran situasi terkait PPI berdasarkan sumber-sumber primer dan sekunder. 

“Output kegiatan ini berupa draf komitmen PPI Compact yang sudah dibahas dan dikonsultasikan dalam acara FGD yang menghadirkan para pihak,” kata Mahyuddin.

Pembahasan tersebut memperkaya dan mempertajam rumusan komitmen dalam rangka mewujudkan pembangunan hijau di Aceh Timur melalui pelembagaan PPI Compact. 

"Hasil pembahasan tersebut kemudian dituangkan ke dalam draft naskah Nota Kesepahaman antara para pihak tentang peningkatan PPI untik pembangunan komunitas yang berkelanjutan di Aceh Timur," kata Mahyuddin.

Bupati mengatakan nota kesepahaman atau MoU tersebut merumuskan sejumlah sasaran di bidang PPI, seperti sasaran produksi meningkatkan produksi sawit. 

Untuk sasaran proteksi, menurunkan deforestasi sebesar 30 persen dari angka deforestasi sebesar 753 hektare dalam lima tahun ke depan. Dan membangun sistem mitigasi konflik satwa di lahan masyarakat

Sistem mitigasi konflik satwa yang dibangun di antaranya dengan menambah panjang barrier dalam lima tahun ke depan dari saat ini 17 kilometer menjadi 50 kilometer, katanya.

Untuk sasaran inklusi, antara lain melakukan legalitas tanah sebanyak 3.000 sertifikat tanah melalui program redistribusi tanah dan pendaftaran tanah sistematis lengkap dalam lima tahun ke depan.

"Serta melakukan legalitas tanah masyarakat di Desa Sijudo sebanyak 500 sertifikat dalam lima tahun ke depan serta melakukan identifikasi batas hutan atau tanah adat," kata Bupati.

Komitmen ini juga merupakan bagian dari upaya jangka panjang Kabupaten Aceh Timur mengintegrasikan berbagai komoditas unggulan di daerah ini dengan mata rantai perdagangan global. 

"Perdagangan global saat ini menuntut berbagai bentuk penerapan prinsip keberlanjutan di dalam keseluruhan mata rantai perdagangan komoditas. Prinsip inilah yang membawa para penyedia komoditas dan para pembeli ke dalam satu komitmen dan juga kerja sama,” kata Mahyuddin.
 

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023