Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Selatan melalui Dinas Kesehatan melatih kader posyandu di daerah itu guna meningkatkan kapasitas dalam penanganan dan pencegahan stunting.
Ketua Tim Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Gizi dan Lansia Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan Surya Dharma di Aceh Selatan, Senin, mengatakan kader posyandu memiliki peran penting dalam pencegahan dan penanganan stunting.
"Berbagai upaya dilakukan untuk penanganan dan pencegahan stunting. Di antaranya melatih kader yang tersebar di 325 posyandu di Kabupaten Aceh Selatan," katanya.
Menurut Surya Darma, pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para kader dalam mendeteksi stunting seperti masalah gizi serta memberikan pelayanan kesehatan bagi balita dan ibu hamil.
"Kader kami berasal dari 260 desa di Aceh Selatan. Keberadaan mereka cukup membantu dalam pemantauan tumbuh kembang anak dan intervensi dini terhadap stunting," katanya.
Selain meningkatkan kapasitas kader posyandu, kata dia, pihaknya juga menurunkan dokter spesialis anak untuk berkunjung ke puskesmas-puskesmas guna mendeteksi stunting.
Baca: TP PKK Aceh: Jangan remehkan stunting
"Dokter tersebut mendiagnosa, apakah si anak yang diperiksa gejala stunting atau tidak. Jika tidak, maka dikeluarkan dari data kasus, sehingga program intervensi stunting ini bisa lebih tepat sasaran," katanya.
Surya Darma menyebutkan angka stunting di Kabupaten Aceh Selatan terus turun. Data per Oktober 2024, sebanyak 671 anak dari 17.800 balita di Kabupaten Aceh Selatan terindikasi Anak stunting
"Angka stunting di Kabupaten Aceh Selatan hanya sekitar 3 persen. Kasus dengan angka stunting yang masih tinggi terjadi di beberapa kecamatan, di antaranya Kecamatan Kota Bahagia dan Kecamatan Samadua," katanya.
Surya Darma menegaskan stunting bukanlah aib atau penyakit menular. Stunting terjadi karena kelalaian dalam menjaga asupan gizi dan kesehatan selama 1.000 hari pertama kehidupan bayi.
Kalaupun ada anak stunting, semisal dari keluarga kurang mampu, maka tugas bersama selaku tetangga membantu penyediaan makanan bergizi minimal satu hari satu telur.
"Pola pikir masyarakat masih menganggap stunting merupakan penyakit mengkhawatirkan. Dengan pemikiran ini, masyarakat menghakimi dengan mengucilkan anak atau balita stunting," kata Surya Darma.
Baca; Kejati Aceh terus lanjutkan program penanganan stunting
Pemkab Aceh Selatan latih kader posyandu tangani stunting
Senin, 2 Desember 2024 18:45 WIB