Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh menyatakan atlet dari provinsi itu terancam gagal berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024.
"Atlet Aceh terancam gagal berprestasi di PON 2024. Padahal, Aceh jadi tuan rumah bersama Sumatera Utara," kata Ketua Umum KONI Aceh Kamaruddin Abubakar di Banda Aceh, Kamis.
Menurut Kamaruddin Abubakar yang akrab disapa Abu Razak, ancaman kegagalan meraih prestasi terbaik karena pemusatan latihan daerah (Pelatda) atlet yang dipersiapkan untuk PON terhenti sejak beberapa bulan lalu.
Baca juga: Pemerintau Aceh tanggung Rp1,2 triliun untuk PON, MTA: Komitmen itu tentu harus kita jaga
Padahal, pelatda merupakan ajang mempersiapkan atlet secara berkelanjutan. Tanpa persiapan, tentu sulit menghasilkan atlet berkualitas dan mampu bersaing dengan atlet dari provinsi lainnya di seluruh Indonesia.
"Sebagai tuan rumah, KONI Aceh dituntut melahirkan atlet yang mampu meraih medali emas PON 2024. Namun, kami khawatir ini tidak dapat tercapai karena pelatda sudah terhenti sejak beberapa bulan lalu," katanya.
Abu Razak mengatakan terhenti pelatda atlet PON Aceh karena tidak adanya alokasi anggaran dari Pemerintah Aceh. Anggaran yang dibutuhkan untuk mempersiapkan atlet berprestasi mencapai Rp100 miliar.
"Kebutuhan anggaran berdasarkan perhitungan kami mencapai Rp100 miliar untuk 56 cabang olahraga PON 2024. Alokasi pelatda sebelumnya mencapai Rp30 miliar. Tanpa dukungan anggaran Pemerintah Aceh, tentu sulit melahirkan atlet berprestasi," katanya.
Kendati belum ada kepastian kapan pelatda PON 2024 dilanjutkan, Abu Razak meminta atlet yang tetap menjaga kondisi agar selalu prima. Begitu juga dengan pengurus cabang olahraga, diminta tetap bersabar terkait pelaksanaan pelatda.
"Target Aceh di PON 2024 masuk 10 besar melebihi pencapaian peringkat di PON Papua yang berada di urutan 12 perolehan medali. Kami menyayangkan terhentinya persiapan atlet di saat Aceh menjadi tuan rumah pesta olahraga nasional empat tahunan tersebut," kata Abu Razak.
Selain persiapan atlet, Abu Razak juga menyoroti persiapan pelaksanaan PON 2024, di mana Aceh sebagai tuan rumah. Sampai saat ini, baik pemerintah pusat maupun Pemerintah Aceh belum melakukan langkah konkret seperti pembangunan arena atau venue tempat cabang olahraga dipertandingkan.
Padahal, kata Abu Razak, pelaksanaan PON 2024 kurang dari setahun lagi. Sementara, untuk membangun venue membutuhkan waktu tidak sedikit. Apalagi PON 2024 di Aceh yang membiayai Aceh sendiri.
"Pembangunan venue PON sebelumnya di beberapa provinsi, pemerintah pusat menggucurkan anggaran triliun rupiah seperti di Papua, mencapai Rp10,3 triliun. Tapi, untuk PON 2024, Aceh mengalokasikan anggaran sendiri untuk membangun venue atau stadion," kata Abu Razak.
Baca juga: Anggota DPRA harap pelaksanaan PON tidak menguras dana Otsus Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Atlet Aceh terancam gagal berprestasi di PON 2024. Padahal, Aceh jadi tuan rumah bersama Sumatera Utara," kata Ketua Umum KONI Aceh Kamaruddin Abubakar di Banda Aceh, Kamis.
Menurut Kamaruddin Abubakar yang akrab disapa Abu Razak, ancaman kegagalan meraih prestasi terbaik karena pemusatan latihan daerah (Pelatda) atlet yang dipersiapkan untuk PON terhenti sejak beberapa bulan lalu.
Baca juga: Pemerintau Aceh tanggung Rp1,2 triliun untuk PON, MTA: Komitmen itu tentu harus kita jaga
Padahal, pelatda merupakan ajang mempersiapkan atlet secara berkelanjutan. Tanpa persiapan, tentu sulit menghasilkan atlet berkualitas dan mampu bersaing dengan atlet dari provinsi lainnya di seluruh Indonesia.
"Sebagai tuan rumah, KONI Aceh dituntut melahirkan atlet yang mampu meraih medali emas PON 2024. Namun, kami khawatir ini tidak dapat tercapai karena pelatda sudah terhenti sejak beberapa bulan lalu," katanya.
Abu Razak mengatakan terhenti pelatda atlet PON Aceh karena tidak adanya alokasi anggaran dari Pemerintah Aceh. Anggaran yang dibutuhkan untuk mempersiapkan atlet berprestasi mencapai Rp100 miliar.
"Kebutuhan anggaran berdasarkan perhitungan kami mencapai Rp100 miliar untuk 56 cabang olahraga PON 2024. Alokasi pelatda sebelumnya mencapai Rp30 miliar. Tanpa dukungan anggaran Pemerintah Aceh, tentu sulit melahirkan atlet berprestasi," katanya.
Kendati belum ada kepastian kapan pelatda PON 2024 dilanjutkan, Abu Razak meminta atlet yang tetap menjaga kondisi agar selalu prima. Begitu juga dengan pengurus cabang olahraga, diminta tetap bersabar terkait pelaksanaan pelatda.
"Target Aceh di PON 2024 masuk 10 besar melebihi pencapaian peringkat di PON Papua yang berada di urutan 12 perolehan medali. Kami menyayangkan terhentinya persiapan atlet di saat Aceh menjadi tuan rumah pesta olahraga nasional empat tahunan tersebut," kata Abu Razak.
Selain persiapan atlet, Abu Razak juga menyoroti persiapan pelaksanaan PON 2024, di mana Aceh sebagai tuan rumah. Sampai saat ini, baik pemerintah pusat maupun Pemerintah Aceh belum melakukan langkah konkret seperti pembangunan arena atau venue tempat cabang olahraga dipertandingkan.
Padahal, kata Abu Razak, pelaksanaan PON 2024 kurang dari setahun lagi. Sementara, untuk membangun venue membutuhkan waktu tidak sedikit. Apalagi PON 2024 di Aceh yang membiayai Aceh sendiri.
"Pembangunan venue PON sebelumnya di beberapa provinsi, pemerintah pusat menggucurkan anggaran triliun rupiah seperti di Papua, mencapai Rp10,3 triliun. Tapi, untuk PON 2024, Aceh mengalokasikan anggaran sendiri untuk membangun venue atau stadion," kata Abu Razak.
Baca juga: Anggota DPRA harap pelaksanaan PON tidak menguras dana Otsus Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023