PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) menandatangani kesepakatan bersama PT Palma Banna Mandiri dan Pemkab Aceh Tamiang tentang sinergi pengembangan dan pengelolaan biomassa berbasis pemanfaatan sumber daya setempat sebagai energi terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Provinsi Aceh.
“Dari aspek biomassa ini hulunya itu ada tiga fungsi yang memang harus kerja sama dengan masyarakat dan pemerintah daerah setempat, termasuk pebisnis atau industri, BUMD maupun koperasi lokal,” kata Direktur Biomassa PT PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko di Aceh Tamiang, Jumat.
Aris Sudjatmiko menyatakan hal itu usai menjalin kesepakatan bersama (MoU) antara PT PLN EPI dan PT Palma Banna Mandiri dengan Pemkab Aceh Tamiang. MoU ditandatangani Pj Bupati Aceh Tamiang Meurah Budiman, Direktur PT Palma Banna Mandiri Nazaruddin Inrahim dan Direktur Biomassa PT PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko di Aula Kantor Bupati setempat.
Baca juga: Truk kopi tenaga surya, peluang bisnis lewat energi terbarukan dari tanah rencong
Baca juga: Truk kopi tenaga surya, peluang bisnis lewat energi terbarukan dari tanah rencong
Ia menjelaskan, tiga unsur utama untuk biomassa adalah lahan, pupuk dan tenaga kerja. Menyangkut lahan dinilai sangat sensitif, jangan sampai merebut atau berkompetisi dengan lahan pangan yang ada. Lahan yang tersedia nantinya akan ditanami pohon dan tanaman pertanian lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku biomassa.
“Maka lahannya itu adalah lahan tumpang sari atau lahan kritis yang dikelola,” ujarnya.
Sementara yang kedua, sebut Antonius soal tenaga kerja bukan dari pekerja baru tapi melibatkan masyarakat setempat baik dari petani, peternak dan pekebun di daerah itu.
“Jadi sembari bekerja sehari-hari mereka bisa ikut dalam proses produksi maupun penanaman pembibitan biomassa,” kata dia.
Kemudian yang ketiga pupuk juga akan dikerjasamakan, bersinergi dengan mengkoordinir masyarakat menggunakan pupuk organik yang berasal pengelolaan pemrosesan dari FABA (fly ash bottom ash).
“Itu akan memberikan masyarakat ikut memproduksi pupuk secara organik dari bahan baku FABA dengan kotoran ternak, limbah pertanian, perkebunan dan limbah-limbah lain-lain,” ungkapnya.
Menurut Antonius Aris Sudjatmiko semua yang berbentuk tanaman bisa menjadi biomassa. Mulai dari sekam, jerami padi, bonggol janggung, ampas tebu dan semua tipe ranting-ranting pohon kemudian dicacah untuk dijadikan serbuk untuk Co-Firing PLTU subtitusi bahan bakar fosil.
“Nah, itu oleh mitra kami PT Palma yang akan dilakukan penanaman sudah sempat dilihat konsep pengembangan ekonomi yaitu tipe tanamannya yang multi fungsi,” katanya.
Baca juga: Potensi EBT di Aceh sebesar 188 MW, begini penjelasan PLN
Baca juga: Potensi EBT di Aceh sebesar 188 MW, begini penjelasan PLN
Jadi, lanjut Aris Sudjatmiko menanam tidak hanya untuk menjadi kayu bakar, tapi juga punya manfaat lain. Misalnya, sebut dia, daunnya untuk pakan ternak, kemudian rantingnya untuk biomassa atau kayu keras untuk kebutuhan papan perumahan.
“Jadi lebih ke arah multi fungsi dan skema heterogen dari pemanfaatan lahan,” pungkasnya.
Direktur PT Palma Banna Mandiri, Nazaruddin selaku mitra penyuplai bahan bakar ke PLN EPI mengatakan, prospek pengembangan biomassa ini sangat menjanjikan karena bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat kecil, di samping untuk kebutuhan PLN EPI. Selama ini PT Palma Mandiri sudah menyuplai bahan bakar biomassa ke PLTU Pangkalan Susu, Sumatera Utara dan Nagan Raya, Aceh.
“Kebetulan kebun yang akan kita bangun adanya di wilayah Desa Kaloy, Aceh Tamiang seluas 3.500 hektare yang sudah selesai perizinan APL-nya bekerja sama dengan tiga lembaga koperasi lokal,” ujarnya.
Menurut dia, Kabupaten Aceh Tamiang dipilih karena jarak tempuh angkutan lebih dekat dari PLTU Pangkalan Susu. Selain itu suppot dari pemerintah daerah sangat serius untuk kepentingan kegiatan biomassa ini.
“Jadi selama ini kita suplai berupa sekam padi dan serbuk kayu yang kita kumpul dari panglong-panglong kecil di wilayah Tamiang. Di Aceh Tamiang cocok karena ongkos angkutan untuk kebutuhan PLTU Pangkalan Susu masih terkaper,” ungkapnya.
Sementara untuk kebutuhan PLTU Nagan Raya pihaknya sudah mulai menjajaki kerja sama dengan pemda Pidie, Pidie Jaya, Banda Aceh, dan Aceh Barat.
Pj Bupati Aceh Tamiang Meurah Budiman memastikan untuk bahan baku biomassa sangat mencukupi di Aceh Tamiang. Kerja sama dengan memanfaatkan SDA ini tidak diragukan lagi karena sudah pernah dibahas dengan pihak PT Palma Mandiri sebagai pengelola.
“Begitu pihak PT Palma menghubungi saya mereka membawa konsep kita telaah secara hukum cocok kita dukung penuh,” kata Meurah Budiman, sembari menambahkan, tidak tertutup kemungkinan limbah sampah organik di TPA DLH juga bisa digunakan untuk biomassa.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023