Rokok Hill Gayo, produk khas dari Kabupaten Aceh Tengah, hadir meramaikan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Kota Banda Aceh.
Pemilik Pabrik Rokok (PR) Bako Gayo Ibnu Hajar di Banda Aceh, Rabu (8/11) mengatakan, produk rokok asli Aceh Tengah itu sudah menjangkau pasar hingga ke nasional. Daya tarik rokok tersebut adalah dari tembakau hijaunya yang tumbuh di dataran tinggi Gayo dan memiliki aroma yang sangat khas.
Tembakau tersebut tumbuh di Bebesen, Aceh Tengah yang saat ini mampu memproduksi tembakau kering mencapai ratusan kilogram per hari.
Baca juga: UMKM tembakau di Aceh Besar tampung puluhan tenaga kerja
Ia mengatakan rokok Hill Gayo sudah dijual ke Kalimantan, Jakarta, Bali, Sumatera Utara, dan Padang.
Tembakau tersebut tumbuh di Bebesen, Aceh Tengah yang saat ini mampu memproduksi tembakau kering mencapai ratusan kilogram per hari.
Baca juga: UMKM tembakau di Aceh Besar tampung puluhan tenaga kerja
Ia mengatakan rokok Hill Gayo sudah dijual ke Kalimantan, Jakarta, Bali, Sumatera Utara, dan Padang.
PR Tembakau Gayo memproduksi empat jenis rokok yang sudah legal, salah satu produk unggulan yaitu tembakau hijau rokok yang bermerk Hill Gayo PR Bako Gayo. Tembakau tersebut tumbuh dari tanah asalnya di dataran tinggi kawasan Aceh Tengah dan banyak disebut beraroma seperti ganja.
Ibnu Hajar sudah merintis usahanya sejak lima tahun yang lalu, dengan pekerja sudah mencapai 70 orang lebih. Guna mencukupi stok dan mencegah pengiriman tembakau hijau mentah, ia membeli tembakau dari petani dengan harga yang lebih tinggi. Dengan hal itu membuat rasa dari tembakau ganja tetap sama kualitasnya.
Ibnu Hajar sudah merintis usahanya sejak lima tahun yang lalu, dengan pekerja sudah mencapai 70 orang lebih. Guna mencukupi stok dan mencegah pengiriman tembakau hijau mentah, ia membeli tembakau dari petani dengan harga yang lebih tinggi. Dengan hal itu membuat rasa dari tembakau ganja tetap sama kualitasnya.
Distributor Rokok Gayo, Reval mengatakan pengunjung ke tempat itu di PKA mencapai 150 per hari. Pengunjung tertarik untuk mencoba terlebih dahulu karena mereka harus beradaptasi dengan rokok yang sebelumnya digunakan.
"Rokok ini memiliki aroma seperti ganja, tembakau hijau asli dari dataran tinggi, tidak memakai bahan kimia, dan tanpa dicampuri dengan penyedap rasa dari rokok biasa," ungkap Reval, Rabu (8/11).
Meskipun beraroma seperti ganja, tidak membuat masyarakat untuk mengurungkan rasa penasaran mereka dengan rokok ini. Dengan keunikan rasanya membuat produk ini dikenal oleh masyarakat luas dan laris. Rokok tersebut dijual dengan harga Rp12.000 per bungkus dan Rp100.000 per slop.
"Dalam sehari habis 10 slop rokok, jika di pabrik menurut permintaan bisa 1.000 slop dalam dua hari atau 10.000 bungkus," tambah Reval.
Salah seorang pengunjung, Hadi mengatakan penasaran dengan rokok Hill Gayo yang berbau ganja ini, ditambah dengan olahan berbahan dari tembakau murni membuat ia ingin mencoba rokok tersebut.
"Saya bukan perokok tapi tertarik untuk mencoba rokok ini, kalau misalnya ada perubahan membuat saya lebih semangat, saya sambung lagi nanti," kata Hadi.
Penulis: Syarifah Raiqah Salsabila, mahasiswa Malikussaleh
Baca juga: UMKM tembakau di Aceh Besar tampung puluhan tenaga kerja
Penulis: Syarifah Raiqah Salsabila, mahasiswa Malikussaleh
Baca juga: UMKM tembakau di Aceh Besar tampung puluhan tenaga kerja
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023