Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Aceh mencatat jumlah pasien gangguan jiwa yang dirawat sepanjang Januari-November 2023 mencapai 108.551 orang, menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Dari jumlah itu, terdapat 10.343 orang rawat jalan, terdiri atas 6.764 pasien laki-laki dan 3.352 pasien perempuan," kata Direktur Rumah Sakit Jiwa Aceh, dr Hanif, di Banda Aceh, Jumat.
Hanif menyebutkan, jumlah pasien gangguan jiwa yang dirawat RSJ Aceh tersebut menurun dibandingkan dua tahun sebelumnya, yakni 117.524 pasien 2021 dan 122.349 pasien pada 2022.
Baca juga: Rumah sakit jiwa Aceh siap tampung caleg gagal Pemilu 2024
Tidak hanya itu, jumlah pasien rawat jalan di RSJ Aceh juga menurun jika dibandingkan dengan 2021 sebanyak 11.545 orang dan 13.147 orang pasien pada 2022.
"Artinya sudah muncul kesadaran dari masyarakat untuk memulihkan jiwanya dengan jumlah rawat inap menurun, artinya rawat jalan semakin baik karena orang mencari pengobatan di awal sehingga tidak sampai kronis," ujarnya.
.
Dirinya menuturkan, pasien yang berobat di RSJ saat ini didominasi gangguan jiwa yang disebabkan oleh faktor keturunan serta faktor lainnya yang individu tersebut tidak mampu menahan tekanan hidup.
"Yang paling mendominasi ialah faktor keturunan atau bawaan dari keluarga, dan kebanyakan berasal dari keluarga kurang mampu," katanya.
Dalam kesempatan ini, ia juga menyampaikan bahwa RSJ Aceh akan menyiapkan rehabilitasi psikososial untuk meningkatkan layanan pemulihan kesehatan jiwa agar pasien yang sudah dirawat dapat meningkatkan kualitas hidup dan bisa mandiri.
“Jadi yang sudah sembuh secara klinis, kita bawa ke sana, kita ajarkan bertani, berkebun, dan menjahit sehingga bisa menghasilkan,” ujarnya.
Layanan rehabilitasi psikososial tersebut segera dibangun di kawasan Kuta Malaka, Aceh Besar. Di sana Pemerintah Aceh telah menyediakan lahan seluas 25,5 hektare untuk RSJ Aceh.
"Ini perlu dijalankan mengingat saat ini pasien yang sudah sembuh dari gangguan jiwa, tidak mudah diterima kembali oleh masyarakat," katanya.
Hanif berharap semua pihak ikut peduli dalam menangani pasien, sebab pihaknya tidak bisa bekerja sendiri dalam mengurus masyarakat. Selain itu, dia juga berharap pemerintah di kabupaten atau kota agar terus berupaya melayani warga khususnya penderita gangguan jiwa.
“Kami harap masyarakat dan tenaga kesehatan peduli sehingga semua warga yang mengalami gangguan jiwa bisa dilayani dengan baik,” demikian Hanif.
Baca juga: Pemkab Aceh Tengah gelar baksos kesehatan dan bahan pangan murah
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Dari jumlah itu, terdapat 10.343 orang rawat jalan, terdiri atas 6.764 pasien laki-laki dan 3.352 pasien perempuan," kata Direktur Rumah Sakit Jiwa Aceh, dr Hanif, di Banda Aceh, Jumat.
Hanif menyebutkan, jumlah pasien gangguan jiwa yang dirawat RSJ Aceh tersebut menurun dibandingkan dua tahun sebelumnya, yakni 117.524 pasien 2021 dan 122.349 pasien pada 2022.
Baca juga: Rumah sakit jiwa Aceh siap tampung caleg gagal Pemilu 2024
Tidak hanya itu, jumlah pasien rawat jalan di RSJ Aceh juga menurun jika dibandingkan dengan 2021 sebanyak 11.545 orang dan 13.147 orang pasien pada 2022.
"Artinya sudah muncul kesadaran dari masyarakat untuk memulihkan jiwanya dengan jumlah rawat inap menurun, artinya rawat jalan semakin baik karena orang mencari pengobatan di awal sehingga tidak sampai kronis," ujarnya.
.
Dirinya menuturkan, pasien yang berobat di RSJ saat ini didominasi gangguan jiwa yang disebabkan oleh faktor keturunan serta faktor lainnya yang individu tersebut tidak mampu menahan tekanan hidup.
"Yang paling mendominasi ialah faktor keturunan atau bawaan dari keluarga, dan kebanyakan berasal dari keluarga kurang mampu," katanya.
Dalam kesempatan ini, ia juga menyampaikan bahwa RSJ Aceh akan menyiapkan rehabilitasi psikososial untuk meningkatkan layanan pemulihan kesehatan jiwa agar pasien yang sudah dirawat dapat meningkatkan kualitas hidup dan bisa mandiri.
“Jadi yang sudah sembuh secara klinis, kita bawa ke sana, kita ajarkan bertani, berkebun, dan menjahit sehingga bisa menghasilkan,” ujarnya.
Layanan rehabilitasi psikososial tersebut segera dibangun di kawasan Kuta Malaka, Aceh Besar. Di sana Pemerintah Aceh telah menyediakan lahan seluas 25,5 hektare untuk RSJ Aceh.
"Ini perlu dijalankan mengingat saat ini pasien yang sudah sembuh dari gangguan jiwa, tidak mudah diterima kembali oleh masyarakat," katanya.
Hanif berharap semua pihak ikut peduli dalam menangani pasien, sebab pihaknya tidak bisa bekerja sendiri dalam mengurus masyarakat. Selain itu, dia juga berharap pemerintah di kabupaten atau kota agar terus berupaya melayani warga khususnya penderita gangguan jiwa.
“Kami harap masyarakat dan tenaga kesehatan peduli sehingga semua warga yang mengalami gangguan jiwa bisa dilayani dengan baik,” demikian Hanif.
Baca juga: Pemkab Aceh Tengah gelar baksos kesehatan dan bahan pangan murah
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023