Aceh Barat (ANTARA) - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, pada tahun anggaran 2025 memperluas ruangan layanan cuci darah (hemodialisa) bagi masyarakat, sebagai upaya memaksimalkan layanan kesehatan masyarakat.
“Kita perluas agar nantinya jumlah mesin Hemodialisa ini bisa kita lakukan penambahan menjadi 20 unit pada awal tahun 2026,” kata Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Ilum Anam di Aceh Barat, Jumat.
Adapun alokasi anggaran untuk perluasan ruangan layanan cuci darah tersebut, kata dia mencapai Rp500 juta bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) Tahun 2025.
Ilum Anam mengatakan saat ini pihaknya memiliki mesin cuci darah sebanyak 10 unit, namun yang dapat difungsikan sekitar tujuh hingga delapan unit saja, karena dua unit mesin lainnya masih dalam tahap pemeliharaan.
Ia menyebutkan selama ini layanan hemodialisa atau cuci darah, sangat dibutuhkan oleh pasien yang mengalami penyakit gagal ginjal.
Dengan adanya perluasan ruangan layanan kesehatan tersebut, nantinya layanan pasien cuci darah dapat dilayani mencapai 40 orang setiap harinya.
Selama ini, kata Ilum Anam, jumlah pasien yang dapat dilayani untuk cuci darah setiap harinya hanya sekitar 14 hingga 16 orang saja, karena mesin yang bisa digunakan sekitar tujuh hingga delapan unit saja.
Seperti diketahui, hemodialisa atau yang sering disebut cuci darah, adalah terapi medis yang menggantikan fungsi ginjal untuk menyaring limbah dan cairan berlebihan dari darah, yang dilakukan dengan bantuan mesin dialisis saat ginjal tidak berfungsi dengan baik.
Hemodialisa berfungsi untuk membersihkan darah dari sisa metabolisme, cairan berlebih, dan elektrolit yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal yang rusak.
Terapi ini biasanya diperlukan oleh pasien yang mengalami gagal ginjal kronis atau penyakit ginjal kronis, di mana ginjal tidak lagi mampu berfungsi secara optimal.