Ketua Fraksi Partai Aceh, Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Tarmizi SP meminta Pemerintah Aceh Barat proaktif mencari tahu informasi detil terkait rencana investasi pertambangan minyak dan gas bumi (Migas) di wilayah setempat.
"Pj Bupati Aceh Barat harus tahu detail tentang rencana investasi yang sangat berpotensi untuk dilakukan eksploitasi," kata Tarmizi SP, di Banda Aceh, Rabu.
Sebelumnya, Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) telah melaksanakan penandatanganan kontrak kerja sama dengan Conrad Asia Energy Ltd untuk wilayah kerja Offshore North West Aceh/ONWA (Blok Meulaboh) dan Offshore South West Aceh/OSWA (Blok Singkil) pada Januari 2023.
Conrad Asia Energy menjadi perusahaan pemenang lelang wilayah kerja penawaran langsung tahap I tahun 2022 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM).
Baca juga: Dinas ESDM: Aceh dapat kuota 1 juta KL lebih BBM bersubsidi tahun ini
Wilayah kerja ONWA dan OSWA tersebut berada di fore arc basin atau daerah yang sangat sedikit sekali kegiatan eksplorasi yang dilakukan di kawasan perairan barat selatan Aceh itu.
Tarmizi menyampaikan, pihak perusahaan sedang melakukan studi amdal, dan tahun depan mulai dilakukan pengeboran.
Maka, pemerintah daerah harus meminta ke BPMA agar pihak Conrad Energy selaku kontraktor bisa memberikan peluang kepada Aceh Barat seperti pelibatan saham minimal 5 atau 10 persen.
Kemudian, lanjut Tarmizi, terkait proyeksi kebutuhan tenaga kerja untuk lima hingga 10 tahun ke depan, sehingga daerah bisa mempersiapkan sesuai dengan syarat yang dibutuhkan. Jangan ketika meminta 70 persen tenaga kerja lokal, tapi tidak ada yang memenuhi syarat.
"Ada putra daerah yang harus disekolahkan di teknik pertambangan, perminyakan, geologi. Bahkan sekarang tukang las pun harus ada sertifikasi, karena pengelasan nya dalam laut.
Maka perlu dipersiapkan," ujarnya.
Dirinya menambahkan, untuk tenaga kerja sudah dikunci dengan adanya revisi qanun tenaga kerja yang telah disahkan oleh DPR Aceh, di mana mewajibkan seluruh perusahaan mempekerjakan 70 persen tenaga kerja lokal.
Maka, investasi ini menjadi kesempatan emas bagi Aceh Barat, dan Aceh Singkil umumnya wilayah barat selatan untuk bangkit dengan hadirnya pertambangan Migas tersebut.
"Dengan berkurangnya dana otsus dan PAD juga masih sedikit, maka kehadiran investasi ini akan menjadikan aceh barat maju dan masyarakat sejahtera," demikian Tarmizi SP.
Sebagai informasi, adapun luas wilayah kerja OSWA sebesar 8.200 km2 dan ONWA seluas area 9.200 km2 dengan risiko geologi rata-rata moderate to high risk, khususnya di migration dan keberadaan source rock.
Komitmen dengan perusahaan tersebut sampai tiga tahun pertama dengan total nilai investasi US$30 juta atau setara Rp470,4 miliar.
Jumlah total investasi komitmen pasti dari dua wilayah kerja tersebut adalah sebesar US$30 juta dan bonus tanda tangan sebesar 100 ribu dolar AS.
Baca juga: RSUD dr Zubir Mahmud, saksi bisu perkembangan industri migas di Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Pj Bupati Aceh Barat harus tahu detail tentang rencana investasi yang sangat berpotensi untuk dilakukan eksploitasi," kata Tarmizi SP, di Banda Aceh, Rabu.
Sebelumnya, Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) telah melaksanakan penandatanganan kontrak kerja sama dengan Conrad Asia Energy Ltd untuk wilayah kerja Offshore North West Aceh/ONWA (Blok Meulaboh) dan Offshore South West Aceh/OSWA (Blok Singkil) pada Januari 2023.
Conrad Asia Energy menjadi perusahaan pemenang lelang wilayah kerja penawaran langsung tahap I tahun 2022 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM).
Baca juga: Dinas ESDM: Aceh dapat kuota 1 juta KL lebih BBM bersubsidi tahun ini
Wilayah kerja ONWA dan OSWA tersebut berada di fore arc basin atau daerah yang sangat sedikit sekali kegiatan eksplorasi yang dilakukan di kawasan perairan barat selatan Aceh itu.
Tarmizi menyampaikan, pihak perusahaan sedang melakukan studi amdal, dan tahun depan mulai dilakukan pengeboran.
Maka, pemerintah daerah harus meminta ke BPMA agar pihak Conrad Energy selaku kontraktor bisa memberikan peluang kepada Aceh Barat seperti pelibatan saham minimal 5 atau 10 persen.
Kemudian, lanjut Tarmizi, terkait proyeksi kebutuhan tenaga kerja untuk lima hingga 10 tahun ke depan, sehingga daerah bisa mempersiapkan sesuai dengan syarat yang dibutuhkan. Jangan ketika meminta 70 persen tenaga kerja lokal, tapi tidak ada yang memenuhi syarat.
"Ada putra daerah yang harus disekolahkan di teknik pertambangan, perminyakan, geologi. Bahkan sekarang tukang las pun harus ada sertifikasi, karena pengelasan nya dalam laut.
Maka perlu dipersiapkan," ujarnya.
Dirinya menambahkan, untuk tenaga kerja sudah dikunci dengan adanya revisi qanun tenaga kerja yang telah disahkan oleh DPR Aceh, di mana mewajibkan seluruh perusahaan mempekerjakan 70 persen tenaga kerja lokal.
Maka, investasi ini menjadi kesempatan emas bagi Aceh Barat, dan Aceh Singkil umumnya wilayah barat selatan untuk bangkit dengan hadirnya pertambangan Migas tersebut.
"Dengan berkurangnya dana otsus dan PAD juga masih sedikit, maka kehadiran investasi ini akan menjadikan aceh barat maju dan masyarakat sejahtera," demikian Tarmizi SP.
Sebagai informasi, adapun luas wilayah kerja OSWA sebesar 8.200 km2 dan ONWA seluas area 9.200 km2 dengan risiko geologi rata-rata moderate to high risk, khususnya di migration dan keberadaan source rock.
Komitmen dengan perusahaan tersebut sampai tiga tahun pertama dengan total nilai investasi US$30 juta atau setara Rp470,4 miliar.
Jumlah total investasi komitmen pasti dari dua wilayah kerja tersebut adalah sebesar US$30 juta dan bonus tanda tangan sebesar 100 ribu dolar AS.
Baca juga: RSUD dr Zubir Mahmud, saksi bisu perkembangan industri migas di Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024