Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simeulue, Provinsi Aceh, berupaya melakukan program peremajaan tanaman kelapa guna meningkatkan produktivitas komoditas alam tersebut.
Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kabupaten Simeulue Hasrat Abubakar di Simeulue, Selasa, mengatakan peremajaan diupayakan karena sebagian besar tanaman kelapa di kabupaten kepulauan tersebut tidak produktif.
"Tanaman kelapa di Simeulue banyak yang sudah tua, sehingga berdampak pada produktivitas. Dengan program peremajaan ini diharapkan Kabupaten Simeulue menjadi sentra kelapa di Aceh," kata Hasrat Abubakar.
Ia menyebutkan luas kebun kelapa di Kabupaten Simeulue mencapai 7.700 hektare dengan produktivitas berkisar lima hingga enam ribuan. Perkebunan kelapa tersebut tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Simeulue.
Menurut Hasrat Abubakar, produktivitas kelapa tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang mencapai 80 ribu ton. Kebutuhan tersebut harus dipasok dari Kabupaten Nias di Sumatera Utara maupun Kabupaten Aceh Selatan.
"Buah kelapa yang dihasilkan sekarang ini hanya cukup untuk kebutuhan rumah tangga. Sedangkan untuk kebutuhan usaha, harus dipasok dari Pulau Nias maupun daratan Aceh. Padahal, Simeulue memiliki potensi pengembangan tanaman kelapa," katanya.
Selain mengupayakan peremajaan tanaman, kata dia, pihaknya juga berupaya meningkatkan produktivitas kelapa program penyuburan tanaman. Program penyuburan merupakan upaya jangka pendek dalam meningkatkan produksi buah kelapa
Sementara itu, Suhada, petani kelapa di Simeulue, mengatakan selain tanaman sudah tua, produktivitas kelapa juga terkendala dengan keberadaan hama berupa monyet, sehingga buah yang dihasilkan berkurang.
"Walau tanaman kelapa di kebun saya banyak yang sudah tua, tetapi cukup banyak. Namun, kini kendalanya ada hama berupa monyet, sehingga buah yang dihasilkan jauh menurun," kata Suhada.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kabupaten Simeulue Hasrat Abubakar di Simeulue, Selasa, mengatakan peremajaan diupayakan karena sebagian besar tanaman kelapa di kabupaten kepulauan tersebut tidak produktif.
"Tanaman kelapa di Simeulue banyak yang sudah tua, sehingga berdampak pada produktivitas. Dengan program peremajaan ini diharapkan Kabupaten Simeulue menjadi sentra kelapa di Aceh," kata Hasrat Abubakar.
Ia menyebutkan luas kebun kelapa di Kabupaten Simeulue mencapai 7.700 hektare dengan produktivitas berkisar lima hingga enam ribuan. Perkebunan kelapa tersebut tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Simeulue.
Menurut Hasrat Abubakar, produktivitas kelapa tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang mencapai 80 ribu ton. Kebutuhan tersebut harus dipasok dari Kabupaten Nias di Sumatera Utara maupun Kabupaten Aceh Selatan.
"Buah kelapa yang dihasilkan sekarang ini hanya cukup untuk kebutuhan rumah tangga. Sedangkan untuk kebutuhan usaha, harus dipasok dari Pulau Nias maupun daratan Aceh. Padahal, Simeulue memiliki potensi pengembangan tanaman kelapa," katanya.
Selain mengupayakan peremajaan tanaman, kata dia, pihaknya juga berupaya meningkatkan produktivitas kelapa program penyuburan tanaman. Program penyuburan merupakan upaya jangka pendek dalam meningkatkan produksi buah kelapa
Sementara itu, Suhada, petani kelapa di Simeulue, mengatakan selain tanaman sudah tua, produktivitas kelapa juga terkendala dengan keberadaan hama berupa monyet, sehingga buah yang dihasilkan berkurang.
"Walau tanaman kelapa di kebun saya banyak yang sudah tua, tetapi cukup banyak. Namun, kini kendalanya ada hama berupa monyet, sehingga buah yang dihasilkan jauh menurun," kata Suhada.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024